“Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungimu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak (bimbang) meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan menelantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah.”
Ilustrasi Padang Gurun (freepik)
Setelah mendengar kata-kata itu, Siti Hajar melepaskan genggamannya dan Nabi Ibrahim akhirnya meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestina.
Selama perjalanannya, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah untuk perlindungan, rahmat dan berkah serta kurniaan rezeki bagi Ismail dan Siti Hajar yang ia tinggalkan di tempat terasing itu. Kisah ini tercantum dalam Surat Ibrahim ayat 37.
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya:
“Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizki mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Kemudian, setelah Nabi Ibrahim pergi, lama kelamaan air susu Siti Hajar mengering akibat dirinya kurang asupan makan dan minum.
Nabi Ismail yang masih bayi itu akhirnya mulai rewel karena merasa lapar dan haus. Sebagai seorang ibu, Siti Hajar mencoba mencari cara agar anaknya tidak lapar dan haus.
Load more