Jakarta, tvOnenews.com - Saat ini seluruh umat Islam sedang memasuki musim haji yang bernama Dzulhijjah dimana puncaknya adalah saat wukuf di Arafah di tanggal 10 Dzulhijjah. Setiap Muslim yang selesai menunaikan ibadah haji berharap menjadi haji mabrur.
“Birrun artinya kebaikan yang lahir setelah buruknya hilang, Kebaikan yang muncul setelah keburukan hilang, ada orang berbuat buruk ditinggalkan jadi baik,” ujar Ustaz Adi Hidayat (UAH) sebagaimana dikutip oleh tvOnenews dari kanal YouTube Aa Gym Official pada Sabtu (10/6/2023).
Dok. Jemaah Haji saat di Masjidil Haram (via Ummid)
“Marahnya ditinggalkan jadi sabar, sombongnya ditinggalkan jadi tawadhu, kebaikan yang muncul setelah meninggalkan yang buruk disebut Birrun jika melekat pada pelakunya disebut Mabrurun,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Penyebutan haji mabrur dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat karena saat melempar jumrah itulah waktu dimana melempar sifat-sifat jelek dalam diri.
“Ada haji mabrur, kenapa disebut haji mabrur karena saat dia berada di wukuf di Arafah dia istighfar, dia mengenali keburukannya, dia tinggalkan itu datang ke Musdalifah ia lemparkan,”
Oleh karena itu, Ustaz Adi Hidayat menyarankan bagi calon jemaah haji, sebelum berangkat ke tanah suci sebaiknya mencatat hal-hal buruk yang dimilikinya.
Dok. Jemaah Haji saat di Madinah (tim tvOne)
“Maka sebelum haji catat dulu, kenali diri kita dulu jangan gengsi tanyakan kepada pasangan kita, kepada anak kepada orang tua, kepada siapapun, apa salah kita,” saran Ustaz Adi Hidayat.
“Kemudian sampai di sana rinci ketika kita melempar jumrah lempar sifat kita, dengan mengucap Bismillahi Allahu Akbar,” tambah Ustaz Adi Hidayat.
Saat para jemaah haji melempar jumrah di Tanah Suci, umat Islam yang tidak berangkat menyembelih hewan kurban. Hal itulah menjadi simbol sebagai dibuangnya sifat buruk dalam diri manusia.
“Yang di sana melontar, di sini menyembelih tanggal 10 Dzulhijjah itu. Kalimat sama di sana Bismillahi Allahu Akbar di sini juga mengucap Bismillahi Allahu Akbar,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Dok. Jemaah Haji saat Lempar Jumrah (ant)
“Apa yang dilempar sifat Hewani, maka sifat hewan itu disembelih dan di sana melontar. Karena sudah dilontar hilanglah buruknya, kemudian dibawa pulang sifat kebaikan, itu yang disebut haji mabrur,” tambah Ustaz Adi Hidayat.
Maka haji mabrur adalah orang yang berubah menjadi baik setelah ia pulang dari Tanah Suci.
“Jadi haji mabrur itu yang bisa meninggalkan sifat buruk dan berubah menjadi baik di kemudian hari,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Maka, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan jika pulang dari Tanah Suci lantas dipanggil pak haji jangan senang tapi sebaiknya langsung berpikir apakah sudah meninggalkan keburukan yang selama ini ada di dalam dirinya.
“Karena itu diingatkan oleh Nabi jika sudah haji sayang udah fisik, tenaga waktu biaya, jangan ditukar surga yang sudah diberikan oleh Allah itu. Jaga jangan ditukar dengan maksiat lagi,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Jika ada yang menyebutkan pak haji, itu bukan gelar itu mengingat jangan sampai kebaikan itu luntur lagi,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Ilustrasi. Tampak Atas Masjidil Haram (anadolu agency)
Sementara Aa Gym menjelaskan bahwa haji mabrur adalah perjalanan suci yang mengalir dalam hati tanpa terikat oleh dunia.
“Ketika menuju tanah suci, hati yang tulus menyucikan diri, membebaskan diri dari ikatan duniawi,” kata Aa Gym sebagaimana dikutip oleh tvOnenews dari Instagram resmi @aagym pada Sabtu (10/6/2023).
Dengan kerendahan hati dan penyerahan penuh kepada Allah, seorang Muslim berhaji untuk menemukan keberkahan.
“Di tengah keramaian dan keindahan beribadah, hati yang mabrur menjalin ikatan erat dengan Allah,” kata Aa Gym.
“Haji yang mabrur adalah pribadi yang mengangkat kita menghindari kesia-siaan dunia, menuju cahaya kebenaran yang Allah berkahi,” tambah Aa Gym.
Kemudian Aa Gym menyarankan jika ingin menjadi haji mabrur maka sebelum berangkat ke Tanah Suci sebaiknya belajarlah dahulu untuk melepaskan dunia.
“Latihan pertama jika ingin jadi haji mabrur, meski belum berangkat ke tanah suci, walaupun baru niat marilah kita melepas kecintaan kita pada dunia,” kata Aa Gym.
Aa Gym kemudian menjelaskan bahwa melepaskan dunia maksudnya adalah tidak pernah memasukkan ke hati apa yang dimilikinya di dunia ini.
“Dunia hanya ada di tangan tidak di hati, sepatu hanya ada di kaki jangan di hati, kalau sepatu di hati sepatu bagus jadi tinggi hati,lihat yang lebih bagus iri hati, sepatu hilang sakit hati,” tandas Aa Gym.
Dok. Jemaah Haji saat Memegang Ka'bah (ant)
Haji merupakan rukun islam yang kelima dan diwajibkan dilakukan oleh umat Islam yang mampu secara fisik, mental dan finansial.
Ibadah haji hanya dapat dilakukan pada bulan haji, dimana puncaknya pada tanggal 8-13 Dzulhijjah.
Kewajiban hukum melaksanakan haji salah satunya tercantum dalam firman Allah SWT Surah Ali Imran ayat 97.
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya:
Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Firman Allah lainnya tentang kewajiban berhaji adalah Surah Al Hajj ayat 27.
وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Artinya:
Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.
Wallahua’lam
Load more