Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengingatkan bahwa semua pahala dari ibadah dapat hangus jika kita memiliki penyakit hati bernama hasad.
“Tidak senang melihat orang lain dapat nikmat, itu hasad,” ujar Ustaz Abdul Somad, sebagaimana dikutip dalam kanal YouTube Taman Surga pada Rabu (24/5/2023).
Namun, penyakit hasad itu baru menghanguskan 50 persen dari pahala ibadah. Jika dilanjutkan dengan hasut, maka semua pahala dapat hilang.
Ustaz Abdul Somad mengingatkan kepada semua umat muslim betapa dahsyatnya hasad dalam menghanguskan pahala ibadah.
Ilustrasi Orang yang sedang Shalat (envato element)
“Hati-hati dengan hasad, karena sesungguhnya hasad memakan seluruh amal-amal, sebagaimana api memakan kayu bakar,” tandas Ustaz Abdul Somad.
Oleh karena itu, Ustaz Abdul Somad menganjurkan kepada setiap muslim untuk selalu membersihkan hati.
“Jadi kita bersihkan hati, karena ketika kita menghadap Allah, tak ada gunanya harta dan keluarga, kecuali yg datang dengan hati yang bersih ke hadapan Allah," kata Ustaz Abdul Somad.
Hasad kerap dikaitkan dengan akhlak, tapi Ustaz Abdul Somad menegaskan bahwa hasad adalah masalah akidah.
“Jika kamu hasad kamu tidak punya akhlak, hasad itu sering dikaitkan dengan akhlak, itu keliru, hasad itu kaitannya dengan akidah,” tandasnya.
Hal ini karena orang yang hasad artinya tidak bersyukur dengan nikmat Allah yang diberikan kepadanya.
Ilustrasi Orang sedang Membaca Al-Qur'an (freepik)
“Orang yang hasad dengan nikmat orang lain sebenarnya dia mengingkari yang memberi nikmat bukan yang diberi nikmat,” kata Ustaz Abdul Somad.
“Kamu hasad sama dia, artinya kamu suudzon sama Allah SWT,” tambah Ustaz Abdul Somad.
Hasad sangatlah berbahaya karena semua amal dapat habis karena penyakit hati ini.
“Puasa, shalat malam, bangun masjid megah, dan lain sebagainya hilang itu semua pahala, hangus,” tandas Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad kemudian menyarankan jika ingin hasad, hasadnya dengan orang yang memiliki amalan yang tinggi.
“Jadi kalo ada hasad dalam hati, hasadlah melihat anak penghafal Al-Qur’an, hasadlah melihat orang yg punya harta tapi ia pakai untuk zakat, wakaf, infaq, sedekah,” katanya.
Hal ini dikatakan Ustaz Abdul Somad berdasarkan sebuah hadits yang menjelaskan bahwa tidak boleh hasad kecuali kepada dua hal.
“Dalam sebuah hadits dikatakan tidak boleh hasad kecuali pada dua hal, yang pertama orang yang diberi oleh Allah dengan ilmu, ia diberi ilmu lalu ia gunakan ilmunya untuk mengajar sejak pagi hingga petang, dan kepada orang yang hartanya banyak namun ia gunakan untuk bangun masjid, pesantren, sekolah gratis atau hal lain di jalan Allah,” ujar Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad berharap agar setiap muslim dapat menjaga hati dari sifat hasad, terutama di bulan Ramadhan ini.
Ilustrasi Al-Qur'an (pexels)
Hasad merujuk pada perasaan iri atau dengki terhadap keberhasilan, prestasi, atau kebahagiaan orang lain.
Penyakit hati ini akan melibatkan keinginan untuk mengurangi atau merugikan orang lain yang memiliki apa yang kita inginkan atau merasa bahwa kita tidak pantas mendapatkannya.
Hasad termasuk dalam perilaku negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dalam Al-Qur'an, kata hasad disebutkan beberapa kali, antara lain tercantum dalam surah-surah berikut ini.
وَالۡحِكۡمَةَ وَاٰتَيۡنٰهُمۡ مُّلۡكًا عَظِيۡمًا
Baca: Am yahsuduunan naasa 'alaa maaa aataahumul laahu min fadlihii faqad aatainaaa Aala Ibraahiimal Kitaaba wal Hikmata wa aatainaahum mulkan 'aziimaa
Artinya: Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar.
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعْدِ إِيمَٰنِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلْحَقُّ ۖ فَٱعْفُوا۟ وَٱصْفَحُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Baca: Wadda kaṡīrum min ahlil-kitābi lau yaruddụnakum mim ba'di īmānikum kuffārā, ḥasadam min 'indi anfusihim mim ba'di mā tabayyana lahumul-ḥaqq, fa'fụ waṣfaḥụ ḥattā ya`tiyallāhu bi`amrih, innallāha 'alā kulli syai`ing qadīr
Artinya:
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Baca: Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
Artinya:
Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".
إِذْ قَالُوا۟ لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰٓ أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Baca: Arab-Latin: Iż qālụ layụsufu wa akhụhu aḥabbu ilā abīnā minnā wa naḥnu 'uṣbah, inna abānā lafī ḍalālim mubīn
Artinya:
(Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.
Wallahualam
Load more