“Kelihatannya keadaan tidak memungkinkan untuk aku berangkat ke Kufah,”
“Sekarang aku minta salah satu dari tiga pilihan jika engkau mau pilihan,”
Pilihan apa yang diberikan oleh Imam Husein?
“Adalah biarkan aku kembali ke makkah satu,” ujar Buya Yahya.
“Yang kedua biarkan aku melanjutkan perjalanan ke Syam saja ketemu Yazid,
yang ketiga biarkan aku kembali ke mana saja pergi, kemana saja yang penting aku tidak berbenturan dengan pasukan,” sambung Buya Yahya.
Kemudian dijawab oleh Umar, wahai Husein akan aku laporkan kepada atasanku.
Kemudian Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash memberikan kabar kepada Ibnu Ziyad Ubaidillah.
“Apa kata Ubaidillah bin Ziyad? Aku tidak memerintahkan kepada Umar untuk memperpanjang urusan,” kata Buya Yahya.
Kemudian Ibnu Ziyad menyuruh salah satu bawahannya pergi dengan membawa pasukannya.
Ibnu Ziyad memerintahkan jika Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash tidak segera membunuh Sayyidina Husein maka ia yang akan dibunuh.
“Bertemu Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash lalu mengatakan bahwa aku mendapatkan perintah dari Ibnu Ziyad agar memerintahkan kepadamu agar engkau segera membunuh Husein dan kawan-kawannya,” kata Buya Yahya.
Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash mendapatkan perintah seperti ini juga bingung.
Akhirnya Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash segera persiapkan pasukan dan menyerang Sayyidina Husein dan kawan-kawannya.
“Akan tetapi Imam Husein menyetop . Wahai Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqash jika kita harus perang tolong beri aku kesempatan semalam saja esok harilah waktunya malam itu, malam jumat,” kata Imam Husein saat itu.
Kemudian, Imam Husein dan seluruh ahlul bait dan sahabat memohon kepada Allah SWT.
“Ya Allah engkaulah yang akan membuka segala kesusahan dan engkau harapanku di hati, saat kami berada dalam kesempitan, ya allah ya allah engkaulah penguasa segala nikmat dan engkaulah pemilik segala kebaikan. Doa itu dipanjatkan sepanjang malam,” kata Buya Yahya.
Kemudian Imam Husein berpikir saat tertidur tiba-tiba terbangun kaget.
Saudara perempuanya yakni Zainab bertanya mengapa beliau kaget seperti itu.
“Aku melihat kakek, dan Rasulullah bersabda wahai Husein esok sore kau berkumpul di tempatku, ia sadar esok akan wafat,” kata Buya Yahya.
Kemudian Imam Husein menggunakan jubah Rasulullah yang sudah dalam di dalam, sementara baju bagus miliknya di luar.
“Kemudian di pagi hari peperangan dimulai. 73 pasukan Imam Husein menghadapi ribuan,” kata Buya Yahya.
Ahlul Bait dan para sahabat bergantian menjaga Sayyidina Husein.
“Satu persatu ahlul bait meninggal dalam peperangan itu. Terakhir Sayyidina Abbas,” ujar Buya Yahya.
Pemakaman Baqi, Tempat Dimana Ahlul Bait Dimakamkan (ANTARA)
Hingga akhirnya tak ada yang tersisa, kecuali Sayyidina Husein.
“Pasukan yang mendapatkan perintah tapi mereka tahu itu cucu Rasulullah, yang dipukul hanya kuda,” kata Buya Yahya.
Imam Husein kemudian turun dari kuda namun pasukan yang diperintahkan membunuhnya juga masih belum berani.
“Mereka berharap orang lain yang melakukan,” kata Buya Yahya.
Namun akhirnya teriaklah Syimr bin Dzil Jausyan dan ia meminta pasukan memegang Sayyidina Husein dan kemudian ia memenggal kepala cucu Rasulullah SAW itu.
“Bersama jatuhnya Imam Husein maka ketahuilah terperosok terjerumus manusia terkutuk ke dalam neraka jahannam,” kata Buya Yahya.
Imam husein meninggal dalam keadaan mati syahid pada 10 Muharram 61 Hijriah.
Ahlul bait yang selamat adalah Imam Ali Zainal Abidin. Beliau saat itu sekitar usia 17 tahun dan sedang dalam keadaan sakit.
“Ingat Sayyidah Zainab ada keluarga Rasulullah, keluarga Imam Husein yang bernama Ali Zainal Abidin, Al-Azwar, Imam Ali Zainal Abidin,” kata Buya Yahya.
Saat Sayyidina Husein berada di medan perang, beliau ingin berusaha untuk keluar tapi ditahan oleh ibunya.
“Kebetulan Imam Zainal Abidin sakit dan sakitnya ternyata membawa rahmat karena sakit tidak ikut perang maka selamat dan dari imam ali zainal abidin. Itulah keturunan imam keturunan Al-Husein para habaib,” kata Buya Yahya. *mg3
Wallahua’lam bisawab
Load more