Maka Ibnu Ziyad yang menghina dan membenci Ahlul Bait lolos dari kematian.
Namun lama kelamaan, Ibnu Ziyad akhirnya mengetahui bahwa Muslim bin Aqil berada di Kufah.
“Maka Ibnu Ziyad segera marah besar lalu menyuruh kepada siapapun yang bisa menangkap Muslim bin Aqil akan mendapatkan hadiah dan siapapun yang melindungi akan dihukum,” ujar Buya Yahya.
Maka setiap orang menjadi ketakutan. Hingga kemudian Muslim bin Aqil pergi ke rumahnya satu orang yang ternyata saat itu sudah dikepung oleh pasukan-pasukan Ibnu Ziyad.
“Sehingga Muslim bin Aqil pun harus melakukan perlawanan,” kata Buya Yahya.
Namun pasukan Ibnu Ziyad jumlahnya 30 sementara Muslim bin Aqil sendirian. Beliau akhirnya ditangkap.
“Dengan penuh luka-luka di tubuhnya, dan dibawa langsung ke istana Ibnu Ziyad,” ujar Buya Yahya.
Saat Muslim bin Aqil ditangkap, surat kepada Sayyidina Husein yang ia kirimkan sampai.
“Berangkatlah Sayyidina Husein dengan membawa keluarga dan para Ansor,” kata Buya Yahya.
Total rombongan Sayyidina Husein saat itu adalah 73 orang.
Ilustrasi Pedang (freepik/fxquadro)
Setelah ditangkap, Ibnu Ziyad meminta Muslim bin Aqil memberi salam, namun beliau berkata bahwa salam tidak pantas untuk pembunuh.
“Dijawab oleh Muslim bin Aqil, Akankah Aku mengucapkan salam kepada orang yang akan membunuhku,” kata Buya Yahya.
“Ahlul Bait tidak pernah takut nggak ada sembunyi- sembunyi dalam keadaan terdesak masih berani,” sambung Buya Yahya.
Mendengar hal itu, Ibnu Ziyad marah. Lalu dibawa Muslim bin Aqil ke atas istana dan dibunuh.
“Inilah awal kesyahidan ahlul bait,” ujar Buya Yahya.
Namun sebelum dibunuh, Muslim bin Aqil sempat membisikkan permohonan kepada seseorang yang ia percaya.
“Tolong sampaikan kepada Imam Husein bahwa keadaanku seperti ini,” kata Buya Yahya.
Load more