tvonenews.com - Kasus panjang terkait Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesanter Al-Zaytun bermula dari beredarnya sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita ikut dalam shaf laki-laki saat melaksanakan salat.
Video tersebut diketahui merupakan video pelaksanaan salat Idul Fitri di Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, pada April silam.
Sontak hal ini membuat geger publik, bahkan banyak juga tokoh agama Islam yang berkomentar soal hal tersebut.
Salat 'Ngawur' Dipraktikkan di Al Zaytun, Shaf Perempuan dan Laki-laki Dicampur, Ustaz Adi hidayat Beri Penjelasan Menohok, Seharusnya...Source: kolase tim tvOnenews
Dilansir Kamis (27/07/23) dari tayangan YouTube channel Adi Hidayat Official dengan judul "Heboh Shalat Bercampur Shaff Lelaki dan Perempuan, Bagaimana Hukumnya?! - Ustadz Adi Hidayat," yang diunggah pada 28 April 2023.
Dalam tayangan kajian tersebut, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan persoalan terkait pelaksanaan salat berjamaah yang didalamnya terdapat susunan shaf yang bercampur antara lelaki dan perempuan dalam satu shaf yang sama.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan pandangan al-quran dan juga sunnah Rasulullah SAW dari persoalan tersebut secara terperinci dari para ulama bersanad soal ketetapan hukum tersebut.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan bahwa salat diitetapkan dalam syariat Islam sebagai ibadah yang paling pokok, paling penting, dan paling menentukan bagi setiap muslim.
Salat ditetapkan sebagai ibadah yang paling pokok karena ia mengikat kepada setiap insan beriman yang telah baligh.
Salat juga sebagai cara untuk koneksi antara manusia dengan Allah SWT sebagai hamba setiap pergantian waktu sebanyak lima kali dalam sehari.
"Shaf para lelaki itu, yang terbaik adalah yang terdepan, dan yang tidak baik adalah paling belakang. Jadi ini ada motifasi dari Nabi untuk mengejar siapa yang paling depan," ujar Ustaz Adi Hidayat.
"Maka orang yang bisa mendapatkan shaf paling depan itu diunggulkan oleh Nabi SAW, diapresiasi, karena bisa menyiapkan waktunya, tenaganya untuk shaf paling depan," terang Ustaz Adi Hidayat.
Sedangkan untuk shaf perempuan itu paling belakang, dan dipandang yang paling rendah kalau ia mengejar yang paling depan.
Maksud dari hadist Rasulullah ini adalah bagaimana menempatkan shaf laki-laki dan perempuan agar tidak bercampur.
"Karena itu diatur supaya laki-laki di shaf yang paling depan. perempuan itu dibelakang, jangan mengejar untuk menempel dengan laki-laki. Ambil jarak agar tidak bercampur menurut penjelasan Al Imam An-Nawawi," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan sebuah pendapat dari Imam Al-Ghazali yang hingga sekarang bahkan sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Dimana ada satu pemisah yang memisahkan antara shaf laki-laki dengan perempuan, semacam hijab.
"Dan apa diantara fungsi hijab itu, melanjutkan pandangan Al Imam An-Nawawi. Supaya tidak ada percampuran, bukan hanya percampuran secara fisikal, tapi juga percampuran non fisik," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat juga menyampaikan satu pendapat yang ditekankan oleh Al Imam Al Mawardi dimana saking dijaganya pengaturan shaf laki-laki dan perempuan agar tidak adanya percampuan.
Bahkan beliau pernah meminta kepada para ulama, selesai salat tuntas dikerjakan, untuk shaf laki-laki agar mendahulukan shaf perempuan untuk keluar lebih dahulu.
Hal ini juga bertujuan agar tidak terjadi percampuran, tidak terjadi terlihatnya aurat-aurat perempuan yang dengan sekat terbatas.
Kemudian membuat laki-laki bangkit dan bisa menjadi penyebab hal-hal yang tidak diinginkan terjadi sebelumnya.
"Salat itu bukan hanya penting ditunaikan dengan penuh kekhusukan, pemenuhan terhadap syarat, rukun, tapi juga bagaimana adab, akhlak dalam penunaian yang diatur, supaya menjaga nilai-nilai ketaatan kepada Allah serta mengikuti petunjuk Rasulullah SAW," pungkas Ustaz Adi Hidayat.
Load more