tvOnenews.com - Dalam sebuah kesempatan ceramahnya, Syaikh Assim Al-Hakeem menjawab pertanyaan dari jemaah soal kasus pembakaran Alquran di Swedia hingga kasus pendeta Terry Jones.
Nama Syaikh Assim Al-Hakeem menjadi pembicaraan publik belakangan ini, ia merupakan seorang pendakwah asal Arab Saudi yang sedang viral lantaran kerap memberikan jawaban jemaah dengan cara yang unik dan lucu.
Namanya makin dikenal luas oleh masyarakat muslim di Indonesia, namun siapa sangka Syaikh Assim Al-Hakeem juga memiliki keturunan Indonesia, khususnya Medan.
Setelah Pembakaran Al Qur'an, Polisi Stockholm telah menyetujui permohonan pembakaran Taurat dan Alkitab. (source: Al Jazeera)
Salah satu jemaah bertanya kepada Syaikh Assim Al-Hakeem berkaitan dengan kasus pembakaran Alquran di Swedia, apa yang harus dilakukan oleh umat Islam?
"Kita sebagai seorang Muslim bereaksi terhadap mereka, kita harus memukul di jalan para demonstran tersebut? atau kita tidak melakukan apa-apa? dan menurut Qur'an kita harusnya melakukan apa? haruskah kita melawan atau melakukan sesuatu tentangnya?" isi pertanyaan salah satu jemaah.
Mendengar pertanyaan dari jemaah tersebut saat mengisi kajian di Masjid Al Furqon, Yogyakarta. Syaikh Assim Al-Hakeem menyatakan tidak untuk melakukan serangan balasan.
Ataupun demo berhari-hari, ulama asal Arab Saudi ini justru memberikan pesan yang begitu sejuk.
Menurut Syaikh Assim Al Hakeem, reaksi umat Islam wajar jika marah melihat aksi bakar Al Quran tapi kemarahan itu harus ada batasnya.
Sehingga Syaikh Assim Al Hakeem menyebut tak perlu sampai turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi atau unjuk rasa.
Salah satu hikmahnya adalah agar citra umat Islam tidak menjadi buruk.
"Apa yang harus kita lakukan terhadap Swedia sekarang? Swedia, Jerman, Amerika. Terry Jones adalah orang Amerika, dan dia ke Kanada, kau tahu Pendeta Terry Jones yang berkumis tebal? Dia membakar Quran, tak masalah," tuturnya yang dilansir kanal Youtube Dondy Tan.
"Di Belanda mereka melakukan ini, apakah ini kelakuan semua orang Swedia? Tidak! ini satu atau dua, dan yang membakar Al-Quran berasal dari Irak," lanjut jelaskan Syaikh Assim Al-Hakeem.
Syaikh Assim Al-Hakeem merupakan Pendakwah yang memperoleh gelar BA dalam linguistik dari Universitas King Abdul-Aziz Jeddah.
Syaikh Assim Al-Hakeem.
Lanjut Syaikh Assim menyebut bahwa sebenarnya pendeta Terry Jones bukan orang Swedia asli, dan merupakan seorang pengungsi.
"Tapi dia ingin menjilat, membuat senang. Maaf pakai kata ini, karena dia ingin menjadi warga negara Swedia. Maka apa yang dia lakukan? Dia ingin menghina Islam, dia menghina Al-Quran," terang Syaikh Assim Al Hakeem.
Kemudian Syaikh Assim Al-Hakeem menerangkan bagaimana seharusnya reaksi kita sebagai orang Muslim dalam menyikapi kasus tersebut.
"Ya pertama, ya kita marah, yang kedua, kemarahan kita ada batasnya. Kita tidak pergi ke jalanan, karena dalam Islam, demonstrasi dan protes haram," ujarnya.
"Inilah yang dikatakan para syaikh ulama Bin Baz, Bin Utsaimin, Al-Albani," terangnya.
Ulama terbaik zaman kita, mengatakan itu haram. Beberapa orang mengatakan, Syaikh dari Saudi, dia takut mengatakan demo/protes haram karena akan dipenjara.
"Aku tidak takut, Aku Indonesia. Aku dari Medan, Kota Pinang? Kampung halamanku, " ujar Syaikh Assim Al Hakeem seraya bergurau dengan jemaah.
"Aku tidak takut. Aku mengatakan apa yang Allah perintahkan kepadaku untuk katakan sebagai kewajiban. Aku tidak takut pada pemerintah. Ya, jika itu akan membuatku dalam masalah. Aku akan diam, tapi aku tidak akan mengatakan kebatilan," ucapnya.
"Jika mereka datang dan berkata bagus. Tidak, tidak. Aku tidak akan mengatakan ini. Entah aku katakan 100% kebenaran atau diam. Protes dan demonstrasi menurut Islam adalah haram," lanjutnya.
Selain itu, ada hal yang lebih mengejutkan, Syaikh Assim Al Hakeem mengungkap strategi yang digunakan di Eropa untuk memfitnah umat Islam.
"Sering kali kamu berdemonstrasi, FBI, CIA, KGB, pemerintah, pihak berwenang memasukkan 5-10 orang pecandu narkoba," ungkap Syaikh Assim Al-Hakeem.
Ia juga menerangkan bahwa hal semacam itu merupakan sebuah alat politik agar orang-orang d ibaliknya bisa berbuat sesuatu terhadap Islam.
Salah satunya dengan membuat skenario seolah-olah hal tersebut dilakukan oleh umat Muslim.
"Memberi mereka uang. Bakar, bunuh, serang polisi, hancurkan properti dan kemudian mereka menuduh semua Muslim. Jika aku ingin menutup masjid ini, apa yang harus aku lakukan? Satu demonstrasi dan aku masukkan satu orang jahat berteriak, dan dia menyerang mobil polisi. Lima menit kemudian polisi akan datang dan menutup masjidnya," lanjut Syaikh Assim Al Hakeem. (udn/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more