tvOnenews.com - Saat sedang mengisi sebuah kajian Islami, Ustaz Adi Hidayat mendapatkan sebuah pertanyaan dari salah satu jamaahnya terkait apakah makan dan minum berpengaruh kepada wudhu atau membatalkan wudhu.
Pada Kesempatan itu pun Ustaz Adi Hidayat menjelaskan terlebih dahulu terkait teori berwudhu yang dijelaskan didalam Al Quran tepatnya di surah Al Maidah ayat ke 6.
"Kita bisa mengambil teori soal wudhu yang pertama ada di Al Quran surah Al Maidah ayat ke 6, kemudian terkait dengan makanannya yang berpengaruh kepada wudhu atau tidak ada didalam hadits riwayat muslim," kata Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan kalau didalam surah Al Maidah ayat keenam disebutkan jika ingin melaksanakan salat maka sempurnakan terlebih dahulu wudhunya.
"Dalam Q.S Al Maidah ayat keenam dikatakan "Hai orang-orang yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah SWT, jika Anda ingin melaksanakan salat maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah" jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Tafsir dari ayat ini bisa ditemukan di hadits riwayat muslim di bab tentang orang yang salatnya bermasalah. Nabi Muhammad SAW mengatakan kalau Anda ingin menyempurnakan salat Anda, maka sempurnakan dulu wudhunya," sambungnya.
UAH mengatakan kalau dijelaskan kalau didalam Al Quran yang pokok dalam berwudhu ada empat, pertama adalah wajah, kemudian tangan sampai siku, lalu mengusap kepala dan terakhir mengusap kaki sampai mata kaki.
"Kalau sudah baik wudhunya, dijelaskan dalam Al Quran yang pokok dalam Wudhu ada empat, pertama wajah, kemudian tangan (jari) sampai siku, lalu usapkan kepala, terakhir membasuh kaki sampai dengan mata kaki itu pokoknya dalam berwudhu dan lainnya adalah sunnah," terangnya.
Lalu terkait dengan hal yang membatalkan wudhu, UAH mengatakan beberapa hal yang membatalkan wudhu diantaranya adalah buang hajat dan juga bersentuhan secara langsung.
"Sesuatu yang membatalkan Wudhu jika anda ingin pergi untuk membuang hajat baik itu buang air kecil, buang air besar atau buang angin itu pasti membatalkan wudhu, sengaja bersentuhan langsung," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Lalu Ustaz Adi Hidayat juga menjelaskan tentang sebuah hadits terkait apakah makan dan minum dapat membatalkan wudhu.
"Lalu dalam Hadits Muslim, seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW 'Ya Rasulullah apakah memakan kambing membatalkan wudhu?' Kata Nabi Tidak, 'Lalu apakah memakan Unta membatalkan Wudhu?' Kata Nabi Iya maka berwudhulah ketika Anda memakan Unta," terang Ustaz Adi Hidayat.
"Dari sini orang orang yang tekstual memahami hanya memakan untalah yang membatalkan wudhu sedangkan makanan selain itu itu tidak membatalkan wudhu, nah yang kontekstual bukan melihat untanya tapi melihat pada jenis makanannya," lanjutnya.
Lebih lanjut UAH menjelaskan kalau di Arab ketika seseorang memakan unta bau dari daging unta tidak akan hilang dan aka terasa jikahanya dibersihkan dengan siwak.
Maka dari itu Nabi meminta untuk berwudhu kembali karena hal tersebut dianggap mengganggu kekhusyuan salat.
"Di arab ketika makan daging unta dan hanya dibersihkan menggunakan siwak maka baunya dan rasanya masih akan tetap terasa beda dengan memakan kambing," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Maka secara kontekstual dipahami setiap makanan yang punya jenis sifat seperti Unta, yang kalo dimakan masih menghasilkan bau yang tidak sedap, masih mempengaruhi kekhusyuan dalam beribadah maka yang seperti itu yang terbaik ya berwudhu kembali," tutupnya. (akg)
Load more