tvonenews.com - Saat melaksanakan salat subuh berjamaah, terkadang ada imam masjid yang menggunkaan doa qunut, dan ada juga yang tidak.
Hal ini menjadi pertanyaan yang kerap muncul, dan kerap menjadi topik hangat untuk diskusi di beberapa kajian, sebab bagi sebagian orang, hal ini masih membingungkan.
Sejumlah orang mengatakan bahwa doa qunut perlu dibacakan saat salat subuh berjamaah. Namun banyak juga yang beranggapan bahwa salat subuh tidak perlu pakai qunut.
Mana yang Benar, Salat Subuh Berjamaah Sebaiknya Pakai Qunut atau Tidak? Ustaz Adi Hidayat Bilang yang Salah Justru yang...Source: istockphoto
Dilansir Sabtu (12/08/23) dari tayangan YouTube channel Hr Azhar dengan judul "Pakai Qunut atau Tidak Qunut?? - oleh Ustadz Adi Hidayat," yang diunggah pada 01 Februari 2019.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan bahwa pertama, kita harus memahami dahulu soal hukum dari doa qunut saat melaksanakan salat subuh berjamaah.
Berkaitan dengan bagaimana hukum qunut dalam Islam, Ustaz Adi Hidayat menceritakan sebuah kisah saat Rasulullah kedatangan seorang tamu di masa awal-awal berdakwah.
Tamu tersebut mengaku kepada Rasulullah, berasal dari suatu daerah yang semua penduduknya ingin masuk Islam.
Sehingga kemudian ia datang dengan maksud meminta dikirimkan guru dan penghafal Al Quran untuk mengajari penduduk mereka.
Rasulullah SAW gembira mendengarnya dan langsung mengirimkan 70 orang penghafal Al Quran yang saat itu, bisa dibilang jumlah tersebut sudah termasuk sangat banyak.
Singkat cerita, saat Rasulullah melaksanakan salat subuh berjamaah, malaikat Jibril tiba-tiba turun dan menyampaikan kepadanya, bahwa tamu yang mengaku ingin masuk Islam itu ternyata adalah seorang penipu.
Akibatnya, 70 orang penghafal Quran utusan Rasulullah tadi dieksekusi oleh para penipu itu. Nabi Muhammad SAW, dengan sifat kemanusiaannya pun kemudian marah pada saat itu.
Beliau kemudian langsung berdoa kepada Allah SWT dan meminta laknat kepada suku-suku yang telah menipu, serta membantai penghafal Quran yang ia kirimkan tadi.
Rasulullah SAW terus memanjatkan doa sebulan penuh, agar siksaan dan laknat menimpa kaum tersebut.
Hingga akhirnya kemudian turun wahyu Allah SWT yang mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak punya hak untuk menghukum seseorang atas kesalahan yang telah diperbuatnya meskipun sangat keji.
Hikmah dari turunnya wahyu tersebut adalah untuk mengoreksi sikap Rasulullah SAW agar nasib umatnya tidak seperti umat-umat terdahulu yang langsung diazab oleh Allah SWT ketika melakukan perbuatan dosa.
Karena jika saat itu azab yang diminta turun, maka umat Nabi Muhammad SAW akan terus menerima azab itu hingga akhir zaman nanti.
Maka kemudian Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendoakan kebaikan terhadap orang-orang yang berlaku keji, hingga kemudian dikenal sebagai bacaan doa qunut.
"Dalam bahasa Arab, sesuatu yang baik yang dimohonkan kepada Allah SWT singkatnya disebut qunut namanya, permohonan yang baik-baik," tutur Ustaz Adi Hidayat.
"Karena Allah perintahkan berdoa dengan yang baik maka sifatnya disebut dengan qunut," sambung Ustaz Adi Hidayat.
Setelah turunnya wahyu tersebut, Rasulullah SAW langsung mengganti doa buruk menjadi doa qunut yang memiliki maksud baik, hingga kemudian diajarkan kepada para sahabat, dan keturunannya.
"Nabi tidak membacakan doa itu lagi, lalu mengajarkan kepada cucunya, kepada sebagian sahabatnya, doa yang terbaik sebagai pengganti doa sebelumnya," terang Ustaz Adi Hidayat.
Bacaan tersebut, kemnudian dikenal dengan bacaan doa qunut yang umum dipakai masyarakat saat ini.
"Kemudian ada yang meriwayatkan Nabi tidak membaca doa itu lagi, dicukupkan, tapi sahabat mempraktekkan doa itu dalam salatnya," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
"Ada yang menggunakan saat witir, ada yang menggunakan saat Ramadhan di 10 malam terakhir, bahkan ada yang menggunakan dalam salat subuh," terangnya lagi.
Rasulullah SAW juga tidak melarang atau pun mendukung para sahabat yang menggunakan doa qunut dalam salat subuh.
"Dan itu didiamkan oleh Nabi SAW, bahkan ada sebagian mengatakan bahwa Nabi pernah menggunakan qunut dalam salat subuh, walau ada yang memandang riwayatnya lemah, ada yang mengatakan riwayatnya kuat," pungkas Ustaz Adi Hidayat.
"Karena Nabi tidak mempraktekkan doa yang tidak baik tadi kemudian mengajarkan doa yang baik, dan beliau membiarkan sahabat yang mempraktekkan, tidak melarang," lanjut Ustaz Adi Hidayat.
Maka kemudian disinilah para ulama melihat dan mengambil 3 kesimpulan karena Nabi Muhammad SAW tidak secara langsung mengatakan bahwa doa qunut itu dilarang saat salat subuh.
"Nabi mendiamkan di sini, dan sikap diamnya Nabi dalam implikasi hukum itu bisa menerangkan beberapa pilihan hukum," terang Ustaz Adi Hidayat.
Menurut riwayat Imam Abu Hanifah, karena Nabi SAW sebelumnya tidak menggunakan doa qunut itu dan selanjutnya juga tidak digunakan, maka penggunaan qunut saat salat subuh itu tidak perlu.
Sementara Imam Maliki dan Imam Syafii melihat pada sikap Rasulullah SAW yang tidak melarang dan justru mengajarkan kepada para sahabatnya doa qunut sehingga boleh menggunakan qunut saat subuh berjamaah.
Bedanya, mazhab Imam Maliki membaca qunut tanpa dikeraskan suaranya sebelum rukuk di rakaat terakhir sehingga setelah membaca surat pendek agak lama karena membaca qunut.
Lalu Imam Syafii menggunakan qunut setelah rukuk saat i'tidal salat subuh. Imam Hambali memilih untuk mengambil jalan tengah dengan melihat bahwa dulu Nabi tak menggunakan qunut itu sebelum terjadi peristiwa besar tadi sementara setelahnya Nabi tidak menggunakannya lagi.
Maka dari itu, menurut riwayat Imam Hambali doa qunut subuh hanya dibaca saat erjadi peristiwa dahsyat.
"Tiga-tiganya disepakati oleh para ulama di zaman itu hingga kini, ini ijtihad para ulama yang dibenarkan dan sah dilakukan ketika memilih satu di antara ketiganya," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Karena Nabi memang memberi peluang yang sama untuk mengerjakan qunut atau tidak sama sekali," lanjutnya.
Yang menarik, ada momen ketika Imam Syafii berkunjung ke tempat Imam Abu Hanifah dan diminta untuk menjadi imam salat subuh berjamaah.
Ternyata, Imam Syafii tidak menggunakan qunut untuk menghormati pendapat Imam Hanifah yang tak menggunakannya.
Ustaz Adi Hidayat berpesan kepada kaum muslimin untuk tak memperdebatkan masalah salat subuh berjamaah pakai qunut atau tidak.
"Yang qunut benar, yang tidak qunut benar, yang salah yang tidak salat subuh," pesan Ustaz Adi Hidayat.
(udn)
Load more