tvOnenews.com - Dalam sebuah kesempatan, pendakwah Buya Yahya mengomentari terkait sebuah kabar yang belakangan menjadi perbincangan terkait dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pemuda berinisial RA (23) pada ibu kandungnya Sri Widiastuti (43).
Diketahui kalau RA juga menganiaya sang ayah yaitu Bakti Munir (49) hingga luka parah di kepala.
RA mengaku sudah lama memendam dendam pada orang tuanya, pasalnya kedua orang tuanya itu sering memarahi pelaku sejak masih kecil sehingga membuatnya kesal. Bahkan sehari sebelum pembunuhan, RA juga sempat dimarahi oleh orang tuanya.
RA mengaku sering dimarahi sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kekesalan itu dipendam RA hingga dewasa.
Terkait hal tersebut, Buya Yahya meminta kita untuk berfokus dulu pada penyebab sang anak tega membunuh ibunya karena menyimpan dendam.
"Dengan kejadian semacam itu ada sesuatu yang harus jadi fokus kita bukan kejahatan anak tersebut, fokus kita adalah sesuatu yang sangat berbahaya yang harus segera kita singkirkan dalam diri kita yaitu bibit dendam," kata Buya Yahya.
"Saya lebih melihat dari sisi itu, makanya jika dalam diri Anda ada bibit dendam, Anda harus pandai memangkas dendam dan itu Nabi mengajarkan untuk kita memangkasnya," lanjutnya.
Sebab, menurut Buya Yahya, jika dendam dipelihara dan membesar makan akan timbul perilaku yang buruk.
"Dengan adanya dendam tidak ngerti budi baiknya orang, sehingga kalau sudah hatinya pendendam, biarpun orang itu pernah berbuat baik kepadanya, salah sekali saja dianggap kebaikannya sudah tidak ada lagi karena memang Hatinya sudah rusak," jelas Buya Yahya.
"Maka kepada semuanya kami seru bagaimana kita belajar memangkas dendam kita
yang memangkas dendam berusaha menepis dendam memangkas dendam dialah ahli surga yang disebutkan di dalam Al Quran surat yang cukup panjang," sambungnya.
"Kalian menuju surga dan pengampunan Allah SWT dan surga yang disiapkan untuk orang yang bertakwa diantara cirinya orang bertakwa yang menjadi ahli surga adalah yang menahan amarah, jangan disimpan di hati menjadi dendam," terangnya.
Buya Yahya mengingatkan kalau dendam merupaka penyakit yang sangat membahayakan sekali jika dibiarkan.
"Sehingga Nabi mengajarkan lapang jika itu urusan pribadi kita yang diganggu ayo kita belajar memaafkan dan kita lapang hati itu sebenarnya ilmu kebal," kata Buya Yahya.
"Kalau orang lapang hati kata Imam Ghazali kalau ada orang mencacimu coba kau renungi kalau memang kamu nggak sejelek yang ia omongkan ya tinggal bersyukur Alhamdulillah saya tidak sejelek Omongan dia dia nggak tahu saja kenapa pusing," lanjutnya.
"Tapi kalau ternyata kamu itu jelek seperti yang diomongkan juga kenapa kamu marah, memang kamu jelek kayak omongannya dia, jadi tenang hati nggak usah jadi pendendam, pendendam itu jelek," sambungnya.
Terkait kasus pembunuhan tersebut, Buya Yahya mengatakan kalau perbuatan yang dilakukan oleh pemuda itu jelas salah.
Tetapi Buya Yahya menggaris bawahi bahwa hal tersebut merupakan dampak dari menyimpan dendam di dalam hati sejak lama.
"Kalau seandainya orang tuanya memang tidak baik dan sebagainya, tetap saja itu adalah hal yang tidak baik yang demikian itu," ungkap Buya Yahya.
"Pada zaman nabi ada ilmu tarbiyatun yang sebetulnya dalam dunia tasawuf itu adalah menyelesaikan problem psikologis," ungkap Buya Yahya.
"Karena bagaimana disaat kita dijahatin sama orang kita sebisa mungkin membalas dengan kebaikan itu kan menjadikan kita mentalnya mental kebal, mental baja, nggak mudah kita gampang tersinggung itu kan sebenarnya dalam dunia tasawuf," lanjutnya.
Tapi Buya Yahya berharap, kalau RA yang membunuh orang tuanya diberi kesadaran dan memohon ampun kepada Allah SWT.
"Adapun anak yang bersangkutan sedih kita kasihan yang membunuh orang tuanya akan tetapi tetap kita berharap rasanya dia diberi kesadaran lalu dia mohon ampun kepada Allah," ungkap Buya Yahya.
"Akan tetapi siapapun hati-hati ya kalau anda sudah mulai tidak nyaman dengan ibunda Anda, Anda bermasalah, bisa saja bermasalah hati anda atau mental Anda tapi segera berbenah kalau masalah hati anda segera Ayo bersihkan hati anda dengan banyak berzikir, merenung, Kalau urusan mental segera ke pakar ahlinya," tutup Buya Yahya. (akg)
Load more