tvOnenews.com - Ulama kharismatik asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz tengah berada di Indonesia untuk melakukan rangkaian safari dakwahnya. Dalam salah satu kesempatan Habib Umar mendapat pertanyaan soal hukum musik.
Habib Umar bin Hafidz yang memiliki sanad tersambung sampai ke cucu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Hussain ini kemudian menjelaskan duduk perkara hukum musik dalam Islam.
Menurutnya mereka para pemusik adalah orang-orang yang mengolah suara-suara menjadi irama sehingga menimbulkan kesenangan atau ketentraman batin.
Sehingga mereka para pemusik memiliki kepekaan yang halus terhadap suara-suara. Mereka juga menciptakan syair-syair dan lantunan tertentu sebagai pelengkap dari irama musik itu.
“Maka hendaknya mereka juga memiliki kepekaan akan dzikir-dzikir tertentu yang membuat hati seseorang menjadi lebih nyaman. Sebab bermain dengan perasaan, maka dia harus tahu apa yang membuat orang paling nyaman, bukan cuma musik saja dzikir pun juga, doa pun juga, begitu pula dengan ibadah,” ujar Habib Umar bin Hafidz dilansir dari VIVA (22/8/2023).
Lebih lanjut, Habib Umar bin Hafidz menerangkan bahwa musik bisa dikatakan haram apabila menggunakan alat-alat tertentu yang memang diharamkan oleh syariat.
“Seperti mizmar (sejenis terompet) maka itu hukumnya haram,” terangnya.
“Tapi ada juga yang menggunakan alat-alat yang dihalalkan dibolehkan dalam sunnahnya nabi ada, maka itu hukumnya halal,” tambahnya.
Apa saja alat yang dibolehkan dan tidak dibolehkan harus dijelaskan secara merinci di kesempatan khusus, sebab ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama terkait hal ini.
Halal atau haramnya musik tidak hanya didasarkan pada alatnya, tetapi yang tak kalah penting bagaimana lantunan syair yang dinyanyikan di dalamnya.
Apakah membangkitkan perasaan yang mengarah pada keburukan atau cenderung memicu untuk berbuat maksiat?
“Tetapi kalau isinya mengajak kepada kebaikan membangkitkan hal-hal yang baik pada diri seseorang, maka itu menjadi hal-hal yang baik pula,” kata Habib Umar bin Hafidz.
Maka dari itu para pemusik yang karyanya akan dinikmati banyak orang, sudah seharusnya sadar bahwa mereka dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk yang mudah terpengaruh.
“Nafsu seseorang itu mudah terpengaruh baik pengaruh positif ataupun negatif,” ucapnya.
Habib Umar bin Hafidz kemudian mengajak para pemusik untuk membuat lantunan yang penuh hikmah seperti menanamkan nilai-nilai bakti kepada orang tua, cinta silaturahmi, peduli sesama, hingga menyadarkan orang untuk taat kepada Sang Pencipta.
Dengan begitu para pemusik dapat sekaligus berdakwah lewat jalan ini. Wallau a’lam. (amr)
Load more