tvOnenews.com - Ustaz Khalid Basalamah dalam sebuah ceramahnya mengingatkan agar masyarakat Indonesia memperhatikan perihal bacaan Al-Quran yang harus sesuai dengan makhroj dan tajwidnya.
“Kita ambil contoh surat Al-Fatihah yang paling sering dibaca,” kata Ustaz Khalid Basalamah.
Pertama adalah membedakan huruf ح dalam kata Alhamdulillah. ح di surah Al-Fatihah ini bersifat tipis dan mengeluarkan angin dari sekitar mulut.
“Beda dengan ه /ھ yang lebih tebal dan terasa di dada saat mengucapkannya,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Pasalnya kata hamada menggunakan ح berarti segala puji. Sementara hamada dengan ه /ھ artinya kematian.
“Coba lihat bahayanya kalau kita tidak membaca seperti yang diinginkan oleh Allah. Segala puji bagi Allah bisa berubah jadi kematian bagi Allah,” terangnya.
Begitu pula pada kata robbil alamin yang menggunakan ain (ع) bukan hamzah (ء atau ا).
“Oh saya orang Indonesia, ustaz, nggak bisa baca fasih. Nggak bisa gitu. Bedain aja antara hamzah dengan ain. Masa nggak ada bedanya sama sekali. Padahal secara arti beda jauh,” tegasnya.
Robbil alamin yang benar bermakna Tuhan semesta alam. Sementara jika menggunakan hamzah artinya akan menjadi Tuhannya orang-orang sakit.
Ini juga sering terjadi pada surah-surah yang termaktub di juz 30, seperti surah Al-Zalzalah. Orang Indonesia seringkali sulit membedakan antara ز dengan ج atau ذ.
Begitu pula dengan huruf س, ش, ص.
Adapun dalil untuk memperbaiki bacaan ini tercantum dalam surah Al-Alaq ayat 1:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
“Kata para ulama baca dengan bacaan yang Allah mau (tartil, tajwid, dan makhroj-nya benar),” terang Ustaz Khalid Basalamah.
Lalu dalil kedua tercantum dalam surah Al-Muzzammil ayat 4 dan 20. Allah menginginkan kita membaca Al-Quran sebagaimana yang telah Allah mudahkan.
Maksud dimudahkan dalam hal ini adalah seragam atau memiliki standar baku yang dapat diterapkan segala jenis lidah.
“Bukankah kalau kita belajar bahasa Inggris mereka juga mengharuskan kita mengikuti standar mereka? [Contoh huruf A-nya berbeda dengan A dalam bahasa Indonesia],” tutur Ustaz Khalid Basalamah. (amr)
Dapatkan berita menarik tvOnenews.com lainnya di sini.
Load more