Buya Yahya menjelaskan bahwa, potong kuku adalah sunnah, dan ada anjuran lebih baik memotong kuku di hari Jumat.
"Kalau sudah sunnah maka selesai. Jangan jadi malah apa tadi, tidak mendapat rahmat. Riwayat-riwayat seperti itu gak boleh," ujar Buya Yahya.
Imam Syafi'i mengatakan, penentuan riwayat seperti itu adalah riwayat yang tidak bisa digunakan sebagai acuan sunnah dalam Islam.
"Potong kuku yang semula bagus kok jadi gak turun rahmat. Ini kan serem banget. Gak ada, gak seperti itu. Potong kapan saja, cuman diimbau kalau bisa setiap sepekan sekali, setiap Jumat," ungkap Buya Yahya.
Menurut penjelasan Buya Yahya adapun harinya Jumat, namun jika tidak sempat, masih bisa potong kuku di hari Sabtu.
Sebab hal ini merupakan suatu anjuran, bahwa Nabi tidak membatasi, tidak ada larangan kapanpun.
Buya Yahya menerangkan bahwa, memang ada ditulis dalam buku-buku semacam itu. Tapi menurutnya jika itu ditulis untuk mengancam orang, harus ada keterangan jelas sumber dan dalilnya dari mana.
"Ada katanya kalau potong kuku hari ini gak dapet rezeki, rezekimu sempit. Aduh, duh, gak ada. Cuman dihimbau dihari Jumat," tegas Buya Yahya.
Kemudian untuk cara memotong kuku juga terdapat perbedaan. Sebagian ulama menjadikan ini sebagai ibadah, maka dibedakan agar tidak sama dengan kebiasaan.
"Dalam Islam ada istilah rumusnya, khawabis. Khinsir dulu, kelingking, tengah, ibu jari, baru jari manis. Ini istilah aja. Jadi ini rumus. Disilang deh, gak usah hafal rumusnya," ujar Buya Yahya sambil mempraktekkan.
Load more