Jakarta, tvOnenews.com - Waktu shalat dhuha dimulai sejak matahari terbit hingga sesaat sebelum zuhur.
Syekh Ali Jaber mengajak setiap Muslim untuk menjalankan shalat dhuha.
“Dhuha tolong dijaga walaupun dua rakaat," kata Syekh Ali Jaber, sebagaimana dikutip tvOnenews.com pada Kamis (28/9/2023) dari potongan ceramah beliau yang diunggah di kanal YouTube NashihTV.
Meski hanya sanggup 2 rakaat, disarankan tetap lakukan shalat dhuha.
"Dua rakaat cukup, boleh, mau nambah 4 rakaat boleh, 8 rakaat boleh, mana yang kita bisa," ujar Syekh Ali Jaber.
Kemudian Syekh Ali Jaber mengatakan rakaat itu juga bisa dibagi-bagi.
“Di pagi hari dua rakaat, kemudian menjelang siang melanjutkan dua rakaat lagi,” saran Syekh Ali Jaber.
Oleh karenanya, sebisa mungkin sempatkan waktu untuk shalat dhuha.
Hal ini karena shalat dhuha memiliki beberapa keutamaan.
Syekh Ali Jaber Mengajak Setiap Muslim Amalkan Shalat Dhuha (tvOne/Damai Indonesiaku)
Mengenai hal itu, menurut Syekh Ali Jaber, memang tak sedikit orang yang malah tidak shalat dhuha karena tak hafal surah Ad Dhuha.
"Banyak orang tidak shalat dhuha alasannya karena belum hafal wassyamsi wad dhuha ha, belum hafal wad dhuha," kata Syekh Ali Jaber.
"Itu gara-gara dia belum hafal dua surat ini malah dia tidak shalat dhuha," lanjut Syekh Ali Jaber menambahkan.
Ternyata, menurut Syekh Ali Jaber tak ada kewajiban membaca surah Ad Dhuha jika ingin shalat dhuha.
"Dhuha tidak harus baca wad dhuha," jelas Syekh Ali Jaber.
Bahkan jika shalat dhuha hanya membaca Al Fatihah itu tetap sah dan boleh dilakukan.
"Shalat dhuha walaupun dengan baca Al Fatihah, sah shalat dhuha," ujar Syekh Ali Jaber.
Atau bisa diganti dengan surah-surah lainnya yang mampu dibaca.
"Boleh qulhu, shalat dhuha boleh surat-surat atau ayat mana saja yang kita hafal, kalau tidak hafal sama sekali hanya Al Fatihah sah shalat dhuha dengan membaca surat Al Fatihah," kata Syekh Ali Jaber.
Ilustrasi Seorang Muslim sedang Shalat Dhuha (freepik/garakta_studio)
Dilansir dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dikerjakan setelah terbit matahari (syuruq) hingga sebelum tergelincirnya matahari (menjelang waktu zuhur).
Shalat ini biasanya ditunaikan sebanyak dua raka’at hingga delapan raka’at.
Di antara keutamaan melaksanakan shalat dhuha ialah melancarkan rezeki dan sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Dalam hadis, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa shalat dhuha dapat menjadi pengganti sedekah bagi seluruh persendian dalam tubuh manusia.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Dari Abu Dzarr, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh sendi salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan semuanya itu dapat tercukupi dengan dua rakaat dhuha.” (HR. Muslim no. 720)
Ilustrasi Seorang Muslim sedang Shalat Dhuha (envato element)
Adapun bacaan dari niat shalat dhuha adalah sebagai berikut:
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatad dhuha rok’ataini lillaahi ta’ala.
“Aku niat melakukan sholat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Ilustrasi Seorang Muslimah sedang Berdoa Setelah Shalat Dhuha (pexels)
Kemudian, setelah selesai shalat dhuha, dianjurkan membaca doa berikut ini:
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin.
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.”
(Lihat: Abu Bakar Syatha ad-Dimyati, I’anatut Thalibin, juz 1, hal 295)
Itulah penjelasan mengenai shalat dhuha, niat dan doanya.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau Ahli Agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahua'lam.
Load more