tvOnenews.com - Dalam sebuah kesempatan ceramahnya, pendakwah kondang Buya Yahya menjawab pertanyaan soal anak sibuk kerja sehingga tidak maksimal dalam merawat orang tua.
Dalam kesempatan kajian, salah satu jamaah bertanya kepada Buya Yahya, terkait anak sibuk kerja sehingga tak maksimal rawat orang tua.
Salah satu akhwat bertanya, terkait dirinya kuliah sambil mengajar (bekerja), meninggalkan orang tuanya di rumah sehingga pekerjaan rumah dikerjakan oleh ibunya.
ilustrasi orang tua. (Freepik)
"Kadang kita suka merasa sedih, kok gak bisa ngebantu kayak nyuci karena waktu kita habis di luar (bekerja), saya ini dosa gak begini ke ibu saya? tapi padahal ibu kita tidak mempermasalahkan, tapi ada perasaan ya Allah kok gini banget," isi pertanyaan salah satu akhwat.
Menjawab hal tersebut, menurut Buya Yahya yang perlu dijaga dan yang disuburkan adalah merasa bersalah.
"Di saat kita kurang maksimal di dalam mengabdi kepada orang tua," ujar Buya dilansir Youtube Al-Bahjah TV.
"Biarpun ternyata setelah itu harus keluar dilihat, kalau memang Anda nge-les (ngajar) dan sebagainya karena diperlukan," ungkapnya.
Menurut Buya hal itu maa perlu dilakukan karena itu bagian daripada menolong Ibunda.
Namun sebaliknya jika anda dicukupkan semuanya, tetapi malah memilih menyibukkan diri sendiri, tidak peduli orang tua, menurut Buya itu merupakan bentuk durhaka.
"Tapi yang jadi masalah sudah dicukupi semuanya masih sibuk menyibukkan diri, nggak peduli pada orang tua, itu bentuk durhaka halus," terangnya.
"Kalau memang sekolah adalah juga kerinduan ibunda Anda, kemudian nge-les, barangkali ibunda tidak bisa memberi biaya, sehingga Anda ngambil les untuk mencukupi kuliah agar ibu senang dan sebagainya," ungkap Buya Yahya.
Maka itu merupakan bagian dari membantu ibu (orang tua), sehingga Anda ketika di rumah sudah capek dan sebagianya.
"Tapi secapek-capeknya tidak semuanya dong, masa semuanya diserahkan sama capek, tentu ada sisa-sisa waktu kita untuk menyelesaikan tugas-tugas di rumah," ungkapnya.
"Jadi intinya hati Anda tidak merasa nyaman tenang di saat pekerjaan rumah dikerjakan oleh orang tua," ujarnya.
Pendakwah, Buya Yahya.
Di mana Buya Yahya menegaskan bahwa yang mahal itu rasa, bukan basa-basi dan bukan pura-pura.
Misalnya anak gadis pengangguran di rumah, main handphone sampai jam 9 malam, dengar suara piring (tahu ibunya cuci piring).
"Ngintip tinggi piring, nanti tinggal satu piringnya, pura-pura keluar, Mama kenapa teteh gak dikasih tahu, biar teteh yang nyuci," ucap Buya menirukan.
"ini anak-anak durhaka halus, jadi kalau memamng kita sibuk sesungguhnya. Maka tidak ada masalah karena itu bagian kerinduan orang tua," ungkapnya.
Termasuk pertanyaan yang serupa adalah, "Buya kalau saya tinggal di Pondok, ibu saya susah di rumah, saya pingin pulang bagaimana, membantu ibunda," ucapnya.
"Kamu jangan sok, tanyakan ibumu senang kamu di mana, itu yang paling penting," terangnya.
"Kalau ibumu senang kamu di Pondok, lanjutkan karena hiburannya adalah masa depanmu," ucapnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more