Jakarta, tvOnenews.com - Tafsir ayat dalam Al-Qur'an bertujuan agar setiap Muslim mudah memahaminya.
Salah satu yang dijelaskan dalam Al-Qur'an adalah larangan melakukan penipuan atau kebohongan.
Maka, penipuan dan kebohongan dalam bentuk apapun jelas melanggar syariat Islam.
اِنَّمَا يَفْتَرِى الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ
Innamā yaftaril-każibal-lażīna lā yu'minūna bi'āyātillāh(i), ulā'ika humul-kāżibūn(a).
Artinya:
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Mereka itulah para pembohong.
Selain menuduh Nabi Muhammad sebagai pembohong, orang kafir juga meyakini ayat-ayat yang beliau sampaikan adalah hasil karyanya sendiri, bukan dari Allah.
Menepis tuduhan itu Allah menegaskan sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak mau beriman kepada ayat-ayat Allah, baik yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun terbentang di alam semesta, dan mereka itulah pembohong sejati, bukan Nabi Muhammad.
Ayat ini menyanggah tuduhan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah ciptaan Muhammad.
Sesungguhnya yang membuat-buat kebohongan itu bukan Rasul saw, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat kauniyah yang menjelaskan keesaan dan kekuasaan Allah yang terdapat pada alam semesta ini, maupun ayat-ayat Qur’aniyah yang memberi petunjuk dalam kehidupan ini.
Jadi sebenarnya mereka yang menjadi pendusta, bukan Rasul saw karena beliau adalah orang yang paling jujur, sempurna ilmu dan amal perbuatannya, kuat keyakinan, dan paling terpercaya. Karena kejujuran dan kebersihan jiwanya, ia diberi nama al-Amīn (orang yang jujur).
Itulah lafadz, arti dan tafsir dari Surah An Nahl ayat 105 yang dilansir tvOnenews.com dari Kementerian Agama (kemenag).
Semoga artikel ini bermanfaat.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau ahli agama Islam, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahua’lam
Load more