tvOnenews.com - Dalam sebuah kesempatan ceramahnya, Novel Alaydrus menjawab soal apakah boleh atau tidak melakukan wudhu dalam keadaan tanpa busana.
Wudhu adalah syarat sah dari shalat dan salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan menggunakan air.
Hal ini berkaitan juga dengan seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan shalat.
Ilustrasi orang sedang berwudhu. (Freepik)
Salah seorang jemaah bertanya kepada Habib Novel Alaydrus menyoal boleh atau tidak Wudhu dalam keadan tanpa busana atau telanjang, sedang di kamar mandi dan belum sempat mengenakan pakaian kemudian berwudhu, sah atau tidak wudhunya?
"Kalau ditanyakan sah atau tidak wudhu-nya, memang tidak ada satupun yang membatalkan wudhu karena tanpa busana, tidak ada," ujarnya yang dilansir Youtube Habib Novel Alaydrus.
Habib Novel Alaydrus mencontohkan seperti membuang gas itu membatalkan wudhu, tapi apakan tanpa busana itu membatalkan wudhu atau tidak?
Ia menyatakan bahwa tidak ada syarat sah wudhu harus mengenakan busana, karena tidak masuk kategori syarat sahnya wudhu, dan tidak membatalkan wudhu.
"Maka orang yang wudhu dalam keadaan telanjang tanpa busana, wudhunya adalah sah, tapi timbul masalah," ujarnya.
"Masa kita mau menghadap Allah SWT, ini ibadah paling utama untuk menghadap Allah, bersuci. Nah kalau bersucinya aja telanjang, kira-kira nanti menghadapnya gimana? artinya bersucinya tidak sopan," terangnya.
Pendakwah, Habib Novel Alaydrus. (Tangkapan layar Youtube Habib Novel Alaydrus)
Lebih lanjut, Habib Novel Alaydrus menjawab soal jika ada pertanyaan lagi tentang, menunggu pakaian sehingga malas lagi berwudhu, malas shalat dan sebagainya.
"Sederhana saja karena itu permasalahan adab, kita minimal ambil handuk lah, tutup yang paling vital itu, kemudian berwudhu lah," ucap Habib.
Itu tadi dari sisi adab, apalagi jika betul-betul sempurna mengganti dengan mengenakan pakaian. Dan secara niat ibadah karena bentuknya ibadah.
"Kalau dia niat bersungguh-sungguh menghargai Allah ta'ala, maka ibadahnya semakin bermakna," tuturnya.
Kemudian, Habib Novel Alaydrus membacakan QS. Al-Hajj Ayat 32.
ذٰلِكَ وَمَنۡ يُّعَظِّمۡ شَعَآٮِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنۡ تَقۡوَى الۡقُلُوۡبِ
Terjemahan:
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.
"Artinya meskipun wudhunya sah tapi wudhunya kurang sopan, biar sopan maka ia berbusana, kalau belum sempat berbusana, minimal yang vital ditutup dengan handuk atau apapun," terangkan Habib Novel Alaydrus.
Habib menyebut bahwa Sayyidina Utsman bin Affan kalau mandi tetap mengenakan busana, sementara kalau orang jaman dulu memakai 'kembenan'.
Orang jawa dulu kalau mandi tidak serta merta telanjang, malah mengenakan pakai kain jarik, masih pake pakaian se-dada. Karena rasa malu yang luar biasa.
"Jangankan mau wudhu, belum masuk kamar mandi aja sudah telanjang duluan, meski tidak ada orang, ada makhluk Allah yang lain, jangan lupa Jin itu juga punya mata, kalau jin jatuh cinta sama Anda gimana," tuturnya.
"Makanya ada adab-adab yang harus dipenuhi, adab ini jalan menuju kesempurnaan ibadah, insya allah sedikit barokah bermanfaat," tutupnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more