”Nabi tidak mengatakan bacalah Bismillah, hanya mengatakan Samillah. Nama Allah ada berapa? Banyak, di antaranya 99. Jadi sepanjang kita menyebut nama Allah, dibuat umum untuk memudahkan,” jelasnya.
”Sepanjang kita menyebut nama Allah dengan bahasa apapun, dengan Bismillah dengan Ya Allah dengan Allahuma itu sudah benar,” tambahnya.
Ustaz Adi Hidayat lantas menerangkan bagaimana awal anggapan hadist tersebut bersifat dhaif. Menurutnya, ada orang-orang yang keliru dalam membaca kitab.
”Karena dibacanya kitab Syaikh Al Albani, pembahasan nomor 6.390. Pembahasan itu sedang membahas hadist tentang hubungan suami istri. Jadi ada hadist dhaif berbunyi begini:
“Kalau seorang suami istri berhubungan (intim), sebelum berhubungannya dia membaca ‘Bismillahirahmannirahim Allahumma Barik Lana Fima Razaqtana Wa Qina Adzabannar’, maka anak yang lahir tidak disentuh oleh setan, itu hadistnya,” tuturnya.
Kemudian ia menjabarkan kembali bahwa kitab dari Syaikh Al Albani itu kualitasnya dhaif karena bertentangan dengan doa shahih yang diajarkan oleh nabi.
“Orang-orang mengira hadist yang dhaif ini hadist tentang makanan, padahal hadistnya berbeda. Jadi hadist tentang makanan terpisah dengan hadist yang tadi, yang satu dhaif yang lainnya shahih, itu yang penting saya luruskan,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Load more