Syekh Ali Jaber Pernah Tegaskan Soal Mengucapkan Selamat Natal, Boleh atau Tidak? Ternyata Itu Hukumnya...

tvOnenews.com - Setiap tanggal 25 Desember menjadi hari yang istimewa bagi umat Kristiani, diperingati sebagai hari kelahiran Yesus Kristus atau Hari Natal. 

Sebagai umat Muslim, tentu harus mendasari setiap perbuatannya dengan hukum yang telah diatur di dalam ajaran Islam.

Termasuk dalam urusan mengucapkan selamat natal, apakah boleh atau tidak?

Walau sekilas dianggap sebagai hal sepele, persoalan ucapan selamat natal ternyata perlu diketahui oleh umat Islam dasar hukumnya.

Seperti dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Syekh Ali Jaber, berikut penjelasan tentang hukum mengucapkan selamat natal.

Syekh Ali Jaber dalam salah satu kajiannya pernah membahas soal hukum mengucapkan selamat natal.

"Bagaimana hukumnya mengucapkan selamat natal," ujar Syekh Ali Jaber.

"Saya ingin tanya kepada jemaah, apakah anda sudah tahu arti natal," lanjutnya.

Terkait hal tersebut, Syekh Ali Jaber menjelaskan terlebih dahulu tentang arti dan makna dari perayaan natal yang diperingati oleh umat Kristiani.

"Arti natal adalah kelahiran dan selamat atas kelahiran, dan kepercayaan mereka kelahiran itu adalah kelahiran Nabi Isa yang dinamakan mereka Yesus anaknya Tuhan," jelas Syekh Ali Jaber.

Menurut Syekh Ali Jaber, dalam perayaan natal tersebut ada hal yang harus dipahami oleh umat Islam.

"Ketika mereka merayakan hari itu, berarti mereka merayakan kelahiran anak Allah," ujar Syekh Ali Jaber.

Berkaitan dengan hal itu, Syekh Ali Jaber mengingatkan tentang konsep dasar yang harus dipahami oleh umat Islam bahwa Allah itu tidak punya anak, juga tidak diperanakkan. 

"Kita sebagai orang Muslim sudah belajar, bahkan sudah hafal, Qul Huwallahu Ahad Allahussamad lam yalid wa lam yulad, tidak punya anak dan tidak diperanakkan," terang Syekh Ali Jaber.

"Berarti kalau Allah tidak punya anak, kita sudah percaya dan yakin Allah SWT Maha Esa, Al Wahid ul Ahad, Al Hayyul Qayyum, Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, Allah SWT Maha Berkuasa, Allah Maha Kaya tidak bergantung pada makhluk siapa pun," lanjutnya.

Dari konsep tersebutlah Syekh Ali Jaber mengaitkannya dengan urusan mengucapkan selamat natal.

"Tetapi kalau kita mengucapkan selamat natal atas kelahiran anak Tuhan berarti kita sendiri sudah mengingkari qul huwallahu ahad," tegas Syekh Ali Jaber.

Menurut Syekh Ali Jaber, di dalam Islam sendiri tidak ada larangan untuk berhubungan baik dengan orang yang beda agama.

"Islam tidak melarang kita bertetangga dengan orang beda agama, Islam tidak melarang itu," ujar Syekh Ali Jaber.

Bahkan Rasulullah telah mencontohkan bagaimana kerukunan hidup dan bersosialisasi dengan masyarakat yang berbeda keyakinan.

Walau bersikap baik dengan orang yang beda keyakinan, Rasulullah tetap tidak mengikuti perayaan mereka.

"Rasulullah hidup di tengah masyarakat yang di kufaar Quraisy di Mekkah, hidup di Madinah dengan tetangga orang Yahudi, tapi Rasulullah SAW tidak pernah mengikuti perayaan mereka," ungkap Syekh Ali Jaber.

"Rasulullah tidak pernah mengucapkan selamat hari-hari raya mereka tapi Rasulullah tetap tetangga mereka, Rasulullah silaturakhim kepada mereka," lanjutnya.

Menurut Syekh Ali Jaber, yang diajarkan oleh Rasulullah adalah bagaimana umat Islam bersikap baik kepada sesama manusia tanpa memandang latar belakang keyakinan mereka.

"Rasulullah tetap baik dan bersahabat dengan mereka, bahkan berbisnis dengan mereka," ujar Syekh Ali Jaber.

Namun dalam hal prinsip akidah, Syekh Ali Jaber secara tegas menyebutkan bahwa itu bukanlah hal yang bisa ditawar-tawar.

"Harus kita berprinsip sebagai orang Muslim, hal yang terkait dengan akidah, mohon maaf tidak ada tawar menawar walaupun orang tua sendiri, di luar itu saya baik, sahabat, memberikan yang baik untuk semua orang," ujar Syekh Ali Jaber.

Wallahua'lam.

(far)

Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News, Klik di Sini