Sedangkan bulan berikutnya Jumadal Akhirah disebut dengan Milhan dan Kanun al-Akhir. Kata syaiban dan milhan ini dapat ditelusuri dari kata syaib yang berarti ‘uban’, dan kata milh yang berarti ‘garam.’ Keduanya menggambarkan keadaan salju di musim dingin yang putih seperti uban atau garam dan terjadi di bulan Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah. (Abu al-Hasan, al-Mukhashish, jilid 2, hal. 387).
Umumnya musim itu terjadi selama dua bulan.
Sehingga nama ini pun disematkan pada dua bulan terjadinya musim tersebut, yakni Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah.
Sebagaimana diketahui masyarakat Arab memiliki enam musim, yaitu ar-rabi al-awwal (musim semi pertama), shaif (musim panas), qaizh (puncak musim panas), al-rabi‘ al-tsani (musim semi kedua), kharif (musim gugur), dan syitha (musim dingin) (Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab, jilid 8, hal. 102).
Ada sejumlah peristiwa penting yang terjadi di bulan jumadal ula, terutama pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di antaranya beliau berperang melawan Bani Sulaim di Buhran, mengirim pasukan ekspedisi Zaid ibn Haritsah ke wilayah al-Ish pada tahun keenam Hijriah; bertempur melawan kaum Yahudi Khaibar pada tahun ketujuh Hijriah; mengirim utusan ke Mu’tah pada tahun kedelapan Hijriah; mengutus Khalid ibn Walid untuk mengajak bani al-Harits di Najran masuk Islam; dan masih banyak lagi peritiwa lainnya.
Bahkan, menurut Muhammad ibn Ishaq, perang Dzat al-Riqa‘ juga terjadi pada bulan ini. (Maghazi al-Waqidi, hal. 3, 5, 553). Wallahu a’lam.
Itulah penjelasan mengenai nama dari bulan kelima hijirah.
Load more