Jakarta, tvOnenews.com - Salah satu dari sekian nabi yang Allah utus ke Bani Israil adalah Nabi Zakaria.
Nabi atau rasul diutus oleh Allah SWT dengan tujuan agar kaum tersebut menerima ajaran dan ajakan mulia dari Allah SWT melalui pesuruh-Nya tersebut.
Sebab, memang biasanya nabi dan rasul ini diturunkan kepada kaum yang memiliki masalah dalam berakidah.
Khusus Bani Israil, cukup banyak Nabi yang telah Allah utus, salah satunya adalah Nabi Zakaria.
Dalam sejarah awal yang tertulis di kitab suci Al-Qur’an, kisah Nabi Zakaria AS termasuk yang patut menjadi teladan bagi siapapun yang mengimani Al-Qur’an.
Kisah Nabi Zakaria ini tak hanya dikenal dalam Islam melainkan juga agama samawi yang lain yakni Nasrani.
Umat Islam dan Kristen memahami bahwa Nabi Zakaria AS merupakan ayahanda dari Nabi Yahya.
Dalam Islam, kita bisa menemukan kisah hidup Nabi Zakaria di dalam Surah Maryam, dimana Allah menarasikan detail kehidupan Nabi Zakaria dan keluarganya melalui firman-firman-Nya.
Ilustrasi Dua Orang Muslim sedang Naik Unta di Padang Pasir (pexels)
Kisah Nabi Zakaria adalah kisah salah satu nabi dari Bani Israil yang lahir di Palestina pada tahun 91 Sebelum Masehi.
Seperti yang sudah kita ketahui, Allah mengutus banyak nabi ke bangsa ini dan Nabi Zakaria termasuk di antaranya.
Selain Nabi Zakaria AS, nabi lain yang berasal dari kaum Bani Israil menurut Ibnu Katsir, diantaranya Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun, AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS, Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Yahya AS, dan Nabi Isa AS.
Nabi Zakaria diangkat menjadi nabi oleh Allah SWT di usia yang sudah mulai senja, yaitu 90 tahun.
Kisah Nabi Zakaria saat beliau masih kanak-kanak dan belia tak dijelaskan di dalam Al-Qur’an.
Kisah Nabi Zakaria di Al-Qur’an baru diceritakan saat ia sudah dewasa.
Nabi Zakaria adalah salah satu keturunan Nabi Sulaiman AS.
Istri dari Nabi Zakaria juga memiliki darah nabi yang berasal dari keluarga Nabi Harun AS.
Istri Nabi Zakaria AS adalah Ilyasya binti Faqud bin Qabil.
Untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, Nabi Zakaria mencari nafkah sehari-hari dengan bekerja sebagai tukang kayu.
Selain itu, dia adalah orang yang sangat saleh.
Nabi Zakaria amatlah bertanggung jawab atas sebuah kuil, dan di sana ia berdoa kepada Allah dan menyembah-Nya sebagai seorang mukmin sejati.
Nabi Zakaria merupakan orang yang sangat rendah hati dan selalu bersyukur kepada Allah.
Dia menjalani kehidupan yang sederhana dan sama sekali tidak boros dalam gaya hidupnya.
Kisah Nabi Zakaria kontras dengan sebagian besar kehidupan masyarakat Bani Israil pada masa itu.
Sebagian besar orang enggan menjadi beribadah kepada Allah dengan taat.
Namun, Nabi Zakaria AS mengikuti jejak Nabi Musa AS yang selalu hidup dan beribadah sesuai apa yang Allah SWT perintahkan kepada manusia.
Nabi Zakaria sangat sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdoa dan berkhotbah di tempat-tempat ibadah yang ada pada waktu itu.
Namun sayangnya, orang-orang di sekitarnya tidak memiliki keyakinan kuat seperti yang Zakaria AS miliki.
Alhasil, bukannya menaati Allah dan melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah kepada mereka, mereka justru mengikuti keinginan dan hawa nafsu mereka sendiri.
Oleh karena itu, mereka akan melakukan segala macam perbuatan jahat dan mengambil bagian dalam dosa.
Akibatnya, mereka menyimpang dari jalan kebenaran yang ditempuh Zakaria AS.
Nabi Zakaria terus-terusan khawatir dengan kondisi yang ada. Ia khawatir tentang apa yang akan terjadi dan ia dengan cemas mencoba membuat orang-orang kembali ke jalan yang lurus dengan berkhotbah kepada mereka.
Ilustrasi Sekelompok Orang sedang Berada di Sebuah Gurun saat Malam (freepik)
Lagi-lagi tak banyak yang diketahui tentang hubungan biologis antara Nabi Zakaria dengan Imran.
Namun, diceritakan bahwa istri Imran yang disebut sebagai ipar Nabi Zakaria melahirkan seorang anak perempuan yang kemudian dinamai Maryam. Namun kemudian Imran, ayah Maryam ini lalu meninggal dunia saat sang putri masih muda.
Setelah Imran meninggal, muncullah polemik siapa yang sebaiknya merawat dan mengasuh Maryam kecil.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, bagaimana kisah pengasuhan Maryam dimulai.
Masyarakat berkumpul untuk menentukan siapa sosok yang akan mengasuh seorang anak yang kelak menjadi ibunda Nabi Isa AS. Orang-orang lalu diminta menuliskan namanya dan memasukkannya ke dalam sebuah wadah.
Seorang anak yang dianggap bisa dipercaya lalu diminta mengambil salah satu nama dalam wadah tersebut.
Kali pertama diambil, nama nabi Zakaria muncul.
Namun orang-orang merasa tidak puas dengan ini dan meminta wadah tersebut dikocok dan diambil ulang.
Hal ini terus terjadi hingga beberapa kali sampai akhirnya masyarakat menerima garis takdir yang telah ditentukan Allah tersebut.
Meskipun bukan anak kandung, Maryam diperlakukan dengan penuh kasih kelembutan dan keistimewaan.
Bukti kasih sayang itu salah satunya adalah membuatkan tempat beribadah khusus bagi Maryam di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa, Palestina).
Ruang khusus yang dibuatkan Nabi Zakaria AS ini bernama Mihrab.
Itulah kisah Nabi Zakaria yang pernah diutus oleh Allah di Palestina.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Disarankan agar bertanya langsung kepada ulama, pendakwah atau ahli agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
(afr/put)
Load more