tvOnenews.com - Mimpi adalah bunga tidur yang terkadang indah, atau justru sebaliknya dan banyak orang percaya mimpi bisa jadi kenyataan.
Dalam Islam ada yang disebut takwil mimpi, atau arti dari sebuah mimpi yang umumnya datang kepada Nabi dan Rasul, serta orang shaleh.
Akan tetapi, banyak orang percaya bahwa mimpi memiliki tafsir tersendiri dan berhubungan dengan kenyataan.
Lantas bagaimanakah ilmu tentang mimpi, apakah tafsir mimpi merupakan sebuah kenyataan?
Simak penjelasan Buya Yahya soal tafsir atau takwil mimpi berikut ini dalam kacamata Islam.
Dilansir dari YouTube Al-Bahjah TV, simak penjelasan Buya Yahya tentang tafsir mimpi yang jadi kenyataan, ciri-cirinya sebagai berikut.
"Bagaimana cara kita mengetahui ciri-ciri mimpi yang bermakna yang akan menjadi nyata?," tanya salah satu jamaah.
Buya Yahya menjelaskan pertama tentang masalah mimpi adalah, kita bukanlah Nabi Yusuf dan bukanlan bagian dari Nabi.
"Nabi memberikan takwil (arti) mimpi, karena wahyu. Adapaun masalah takwil mimpi, kita kembalikan pada mimpi itu sendiri," ujar Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, mimpi adalah mimpi, jangan rubah mimpi seolah kenyataan. Adalah hal aneh jika seseorang menafsirkan mimpi yang kemudian itu dibawa menjadi sebuah kenyataan.
Padahal dalam kejadian nyata, hal tersebut tidak pernah dilakukan atau dialami.
"Kemarin saya dengan orang nasehati saya di alam mimpi. Nasehati di alam nyata gak didengar, nasehati di alam mimpi malahan," tegas Buya Yahya.
Inilah kadang-kadang orang yang hidup di alam mimpi, padahal mimpi adalah mimpi, dan sebaik-baik mimpi adalah seburuk-buruk di saat bangun, begitupun sebaliknya kata Buya Yahya.
"Orang mimpi dikejar harimau, saat bangun ucap alhamdulillah. Orang mimpi bulan puasa lapar, terbangun langsung makan siang, lupa, gak puasa lagi," ujar Buya Yahya.
"Jadi sebaik-baik mimpi adalah seburuk-buruk saat bangun, dan seburuk-buruk mimpi adalah sebaik-baik saat bangun," ujarnya.
Ilustrasi Mimpi baik dengan tawil atau artinya maka berhusnudzonlah pada Allah. Source: istockphoto
"Mimpi adalah mimpi, dan jangan menghubung-hubungkan terus mimpi kita dengan mimpi," sambungnya.
Lantas bagaimana jika dalam mimpi seseorang, ada hal-hal yang dianggap indah?
"Jika mimpi itu baik, maka husnudzonlah kepada Allah. Semoga Allah memberikan kebaikan. Selesai," tegas Buya Yahya.
Jika mimpi tidak baik, kata Nabi itu tidak membahayakan, cukup dengan menoleh kekiri dan meludah (tanpa air ludah), lalu membaca doa.
"Karena mimpi buruk, tidak akan membahayakan. Seburuk apapun mimpi, adalah mimpi. Selesai. Sangat indah kalau terbangun," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya menegaskan bahwa sebaiknya janganlah hidup dengan terpaku pada tafsir mimpi, karena terkadang mimpi hanya sepintas, khayalannya besar, hingga akhirnya membawa kebohongan besar.
"Akhirnya kacau, mimpinya kayak sinetron. Urusan kita dengan alam nyata," tegas Buya Yahya.
Pimpinan pondok pesantren tersebut juga mengisahkan bahwa ada orang percaya terhadap mimpi, setiap hari bertemu guru yang menasehatinya, namun tidak didengar.
Akan tetapi, baginda Nabi SAW menyampaikan bahwa jika mimpi itu baik adalah kabar gembira dari Allah SWT, maka husbudzonlah dengan mimpi baik.
Buya Yahya berpesan pertama, jika Anda tidak diminta untuk mentakwil (mengartikan) mimpi seseorang maka jangan ikut campur, karena ikut campur termasuk adab kurang ajar.
(udn)
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.
Load more