tvOnenews.com - Kerap kita jumpai kedua orang tua yang memasrahkan anaknya diasuh oleh kakek atau nenek seperti layaknya baby sitter.
Terkadang hal ini juga merupakan permintaan sang kakek atau nenek agar bisa bertemu dengan cucu-cucunya.
Namun tak bisa dipungkiri bahwa tak sedikit pula kasus nenek yang terkesan menjadi baby sitter seorang cucu, bahkan dengan kondisi yang bisa dikatakan kurang baik.
Seperti halnya kerap dimarahi orang tua si anak karena mungkin perlakuan yang kurang tepat dari nenek kepada cucunya.
Lantas bagaimana hal ini dipandang dalam Islam, tentang nenek yang mengasuh cucunya seperti baby sitter?
Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini terkait dengan orang tua sibuk bekerja demi cuan, sedangkan nenek jadi baby sitter untuk cucunya dilansir dari YouTube Buya Yahya official.
"Ibu mertua tinggal dengan adik ipar saya, dan disana diperlakukan seperti baby sitter sama anaknya yang nomor dua. Itu pun kemauan dari orang tuanya sendiri, apakah jika seperti itu termasuk berdosa?," tanya salah satu jamaah.
Buya Yahya pertama-tama menyampaikan bahwa, semua orang harus memiliki greget untuk membangun kebaikan bukan hanya dalam rumah tangganya.
Buya Yahya kemudian menyampaikan bahwa dilihat dari hal tersebut, mungkin Anda tidak ingin melihat mertua Anda tersiksa, itulah bakti.
Akan tetapi yang harus diperhatikan adalah, mungkin mertua Anda menikmati waktu dengan cucu-cucunya sehingga terlihat seperti baby sitter.
Hanya memang terkadang orang tua tidak bisa kita atur, salah satu contohnya misalkan orang tua yang tinggal di kampung dengan kondisi rumah licin, gelap.
Sedangkan anaknya hidup berkecukupan di kota dengan segala fasilitasnya, akan tetapi orang tua menolak untuk ikut.
"Jangan dipaksa. Beri kesenangan agar rumahnya tidak licin, tapi jangan dirubah rumahnya, karena renovasi pun belum tentu mau karena ada kenangan di dalamnya," ujar Buya Yahya.
Ilustrasi Nenek yang mengasuh cucunya karena orang tua sibuk mencari cuan. Source: istockphoto
Buya Yahya berpesan jika hal ini tidak bisa diatur, akan tetapi jika ini membawa kesenangan kepada orang tuanya yang harus diperhatikan adalah jangan sampai merasa memperbudak orang tua.
"Itu haram menikmati. Meski harus banyak minta maaf, sehari lima kali, sepuluh kali, tiap liat ibu mertua gendong anaknya, itu minta maaf," terang Buya Yahya.
Buya Yahya juga menyampaikan bahwa sebaiknya hal itu juga dibarengi dengan permintaan maaf jika memang terkesan merepotkan orang tua.
"Tapi kalau itu terjadi bukan karena memperbudak, karena memang ibu tinggal disitu kemudian anaknya banyak," paparnya.
Jika seorang nenek tidak percaya cucunya bisa dipegang oleh orang lain, maka mengasuh cucunya bukanlah sebuah hal yang dosa bagi sang anak.
"Bahkan mungkin ibunda atau mertua Anda lebih percaya kalau mengurus cucunya sendiri dan itu dinikmati, maka bukan sebuah kezaliman kepada orang tua," ucap Buya Yahya.
Mungkin jika pandangan keluarga atau orang lain itu seperti memperbudak dengan menjadikan baby sitter, bisa jadi itu bukan yang sebenarnya dirasakan.
Akan tetapi kalau kenyataannya benar, maka sebaiknya kita mengingatkan dengan bahasa yang cantik dan tidak berpotensi membuat perpecahan keluarga.
Buya Yahya berpesan bahwa, jika ingin mengingatkan seseorang maka bisa dengan dua hal.
Pertama, kebenaran tidak harus diucapkan oleh lisan Anda, bisa melalui hal lain seperti surat dengan bahasa yang cinta kasih.
Kedua, melalui lisan orang lain dengan bahasa yang sama, cinta kasih dan tidak cenderung mengintervensi.
"Mungkin bukan memperbudak. Tapi kadang-kadang begitu, ibu kan gitu, gak bisa diem seperti itu. Semoga semuanya baik," pungkasnya.
Waallu’alam Bishawab.
(udn)
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.
Load more