Namun pada tahun 2014, setelah terjadi pergolakan politik sebagai akibat dari Arab Spring, klan (marga) Houthi melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah dimana presidennya berasal dari Yaman Selatan.
“Yaman kembali pecah dua: Yaman Selatan yang diakui PBB sebagai pemerintahan Yaman yang sah yang mencakup Yaman Utara juga. Sedangkan Yaman Utara dikuasai milisi Houthi,” ungkap Smith Al Hadar.
Pasukan Houthi Yaman (ANTARA)
Sejak 2015 itu, pecahlah perang Houthi yang pro-Iran melawan pemerintahan Yaman (yang berkedudukan di selatan dengan ibu kota Aden)
“Yang didukung koalisi Arab, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Karena perang ini tidak menguntungkan siapapun, bahkan menguras ekonomi Saudi dan UEA, mengganggu keamanan wilayah mereka,” ujarnya.
Smith mengatakan bahwa gencatan senjata mulai diberlakukan sejak 2022 dan proses perundingan perdamaian diluncurkan di berbagai negara, seperti Oman dan Irak.
“Hingga hari ini proses perdamaian masih berkelanjutan,” katanya.
Hingga pada Maret 2023, atas inisiatif China, Saudi dan Iran berdamai.
“Hal ini membuat Yaman kian kondusif. Dan Houthi mendapat kesempatan memulihkan dirinya,” jelas Smith Alhadar.
Load more