Dalam memoarnya, Soeharto merenungkan semua tugas tugasnya setelah diangkat jadi presiden Republik Indonesia. Dihitung sejak Supersemat hingga 1988 saya sudah memegang pucuk pimpinan dua puluh dua tahun lamanya. Soeharto merasa ia tak gagal dalam menjalankan amanah. Kalau pun ada yang dianggap gagal, Soeharto memilih mupus, pasrah. "Barangkali kemampuan saya sampai segitu saja," ujar Soeharto.
Apa wasiat Soeharto? Soeharto tak ingin berwasiat untuk keluarga. Ia menyampaikan wasiat untuk untuk seluruh warga Indonesia. "Mereka yang setelah saya harus benar benar dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini," ujar Soeharto.
Dan semua yang telah ditulis Soeharto agaknya terlaksana. Pada tanggal 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB, Soeharto meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. Jenazah Soeharto diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Cendana, Jakarta, Senin, 28 Januari 2008, pukul 07.30 WIB menuju Bandara Halim Perdanakusuma.
Selanjutnya jenazah Soeharto akan diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Solo pukul 10.00 WIB untuk kemudian dimakamkan di Astana Giri Bangun, Karanganyar, Senin (28/1) yang memang telah dipersiapkan Soeharto dan istrinya sejak lama. Ia memasuki ruang kesunyian dengan ikhlas, seperti Sinengkalan yang diterakannya:Rasa Suwung Wenganing Bumi (Rasa Ikhlas Membuka Bumi) dan Ngesti Suwung Wenganing Bumi (Suasana Hening Membuka Bumi).(bwo)
Load more