"Meneguhkan peran pemangku kewenangan agama dalam situasi baru ini, tidak bisa lagi, kita menggunakan logika mencuri mangga dan berburu layangan putus seperti yang selama ini kita jalankan," ujarnya.
Dirinya memaklumi kegaduhan-kegaduhan di organisasi yang dipimpinnya juga disebabkan masih kuatnya mindset nyolong pencit atau mencuri mangga tetangga dan nguyak layangan pedot atau mengejar layangan putus.
Keduanya, menurut Gus Yahya menyempatkan entitas NU selalu berada di pinggiran dan senang berebut sisa orang lain.
"Harus diubah, melalui otoritas keagamaan dan masyarakat yang dimilikinya, NU tidak boleh lagi berorientasi rebutan mangga tetangga tetapi mendorong terwujudnya perkebunan mangga yang luas, tidak lagi berebut layangan putus, tetapi mendorong industri penerbangan yang kuat, misalnya!," ucapnya.(ant/bwo)
Load more