Khofifah bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, setelah sistem multipartai dibuka dia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Tercatat, dia menjadi anggota DPR dari PPP pada tahun 1992—1997. Setelah keluar dari PPP, dia menjadi anggota DPR dari PKB pada 1997—1999. Setelah itu dia menyeberang ke anggota eksekutif.
Pada 1999, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengangkat Khofifah menjadi menteri pemberdayaan perempuan pada kabinet Persatuan Indonesia.
Jabatan tersebut tidak berlangsung lama sebab Gus Dur lengser dari kursi presiden pada 2001.
Selesai masa jabatan, Khofifah aktif di sejumlah kegiatan kemasyarakatan. Dia menjadi bagian dari Muslimat, organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Dia bahkan sempat memimpin Muslimat periode 2000—2005.
Kini Khofifah juga mengaku dirinya tidak pernah memberikan arahan terhadap salah satu partai politik, meski pada dua pemilu sebelumnya Muslimat NU selalu berada di barisan Jokowi. Secara terbuka Khofifah juga sudah menyampaikan akan kembali maju berpasangan dengan Emil Dardak dalam Pilkada Jawa Timur.
Paling tidak telah ada tiga partai yang jadi pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang memberikan rekomendasi pada Khofifah, yakni Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat dan Partai Gerindra.(bwo)
Load more