Warga yang Membawa Korban Genosida Israeldi Palestina (Sumber: ANTARA)
Setelah penandatanganan bersejarah sekitar 30 tahun lalu itu, Rabin, kala itu menyatakan bahwa atas nama rakyat Israel, yang telah lama melawan rakyat Palestina, pihaknya menyatakan bahwa "hari ini, dengan suara yang lantang dan jelas; Sudah cukup darah dan air mata. Cukup!"
Begitu pula dengan Perdana Menteri Israel lainnya yang berasal dari Partai Buruh, yaitu Ehud Barak, yang mengingatkan bahwa setiap upaya dari Israel untuk menguasai Tepi Barat dan Gaza sebagai satu entitas politik, hanya akan menghasilkan negara yang tidak demokratis atau sebuah negara non-Yahudi.
Tidak hanya dari Partai Buruh, Perdana Menteri Israel dari Partai Likud yang berkuasa setelah Barak, Ariel Sharon pada September 2001, juga menyatakan bahwa rakyat Palestina memiliki hak untuk menetapkan wilayah mereka di sebelah barat Sungai Yordan.
Dua tahun setelahnya atau pada 2003, Sharon juga mendukung Peta Jalan Damai, sebuah upaya menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang dicetuskan oleh Kuartet Timur Tengah: Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ariel Sharon sendiri pada masa lalu sebelum menjadi perdana menteri dikenal sebagai pemimpin bengis dalam pasukan Israel, salah satu catatan resminya adalah dianggap bertanggung jawab terhadap pembantaian di kamp pengungsian Sabra dan Shatila di Lebanon pada 1982.
Pengganti Sharon di posisi perdana menteri, Ehud Olmert, kala itu menyambut baik dukungan Liga Arab pada 2007 dalam Inisiatif Perdamaian Arab.
Load more