Bukannya menyadari tentang berbagai kepedihan dan kesengsaraan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Netanyahu sepertinya tidak merasa puas dalam nafsunya untuk menghancurkan serta berjanji untuk melanjutkan peperangan, apa pun hasil yang diperoleh di ICJ.
Dengan bersikap keras kepala seperti itu, tampaknya sikap pemimpin Israel saat ini adalah akan mengarah kepada solusi satu negara, di mana hanya ada satu negara (Israel) yang menguasai seluruh daerah, termasuk wilayah pendudukan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Para pendukung solusi satu negara itu berdalih bahwa penerapan konsep satu negara adalah karena secara de facto, saat ini situasi di Israel/Palestina sudah seperti pengelolaan (penjajahan) oleh satu negara, yaitu negara Zionis Israel.
Penerapan seperti itu tidaklah populer, berdasarkan survei oleh lembaga Pulse pada 2023, mengungkapkan bahwa solusi satu negara demokratis hanya didukung 23 persen warga Palestina dan hanya 20 persen warga Yahudi Israel.
Selain itu, PBB juga berulang kali menyatakan bahwa lembaga dunia tersebut tetap konsisten untuk mendukung solusi dua negara, terutama setelah adanya pernyataan dari Perdana Menteri Netanyahu yang intinya menentang pendirian negara Palestina.
Juru Bicara Stephane Dujarric kepada wartawan pada Kamis (18/2024) menegaskan bahwa Sekjen PBB Antonio Guterres tetap mendukung solusi dua negara.
Warga yang Membawa Korban Genosida Israeldi Palestina (Sumber: ANTARA)
Load more