tvOnenews.com-Pada awal dan akhirnya, AR Baswedan adalah seniman. Kakek calon presiden Anies Baswedan ini salah satu yang berperan mendorong Muhammadiyah juga terjun ke ranah kebudayaan pada periode pascakemerdekaan Indonesia.
Saat itu didorong perkembangan situasi nasional penuh persaingan mengumpulkan massa dan kekuatan, setiap organisasi massa memiliki alat ampuh untuk memobilisasi massa: kesenian. Bagi pendiri Partai Arab Indonesia ini seni bisa dijadikan alat dan apa salahnya menggunakan seni sebagai alat menyampaikan kebenaran dan kenyataan sehari hari. Apalagi, partai Komunis Indonesia sudah lebih dulu mengorganisir kalangan seniman untuk bekerja membantu penyebaran faham komunisme di Indonesia.
Setelah banyak bicara dengan seniman Yogyakarta, mengggagas pendirian Koordinasi Kebudayaan Islam Yogyakarta. Pemimpin organisasi ini seorang teaterawan Mohammad Diponegoro, putra Haji Hasyim, tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta.
Bersama Idrus Sujono (Sujono Tempe) dari Bagian Koordinasi Kebudayaan Islam Yogyakarta, Muhammad Diponegoro lalu mendirikan Teater Muslim. Pentas pertama Teater Muslim adalah drama Iblis yang ditulis Muhammad Diponegoro.
Saat itu Mohammad Diponegoro menulis tentang perjuangan batin Nabi Ibrahim saat melaksanakan perintah Allah, yaitu ketika mengorbankan putranya Ismail.
Pemakaman A.R. Baswedan yang dihadiri Menteri Penerangan Harmoko, Gus Dur hingga sejarawan Kuntowijoyo (sumber: Biografi A.R Baswedan, Merajut Cinta, Merajut Keindonesiaan)
Ada dua orang yang memainkan peran setan, yakni setan laki laki dan setan perempuan, salah satunya anak AR Baswedan: dr Samhari. Pentas dibawa berkeliling ke sejumlah kota, Malang dan Tegal.
Load more