GULIR UNTUK LIHAT KONTEN

ADVERTISEMENT

LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Setiap 27 Januari dunia memperingati Hari Holocaust Internasional.
Sumber :
  • ANTARA

Dunia Peringati Hari Holocaust Internasional, Cendekiawan Dunia Sebut Serangan Israel Bagian dari Genosida

Sejak tahun 2005, setiap 27 Januari dunia memperingati Hari Holocaust Internasional. PBB merasa perlu mengadopsi peristiwa itu sebagai hari internasional demi mengingatkan agar babak gelap dalam sejarah umat manusia itu tak terulang.

Sabtu, 27 Januari 2024 - 08:12 WIB

Jakarta, tvOnenews.com- Setiap 27 Januari, seperti hari ini, sejak tahun 2005, dunia memperingati Hari Holocaust Internasional.

Menurut Encyclpodia Britannica, holocaust adalah pembunuhan sistematis yang disponsori negara terhadap jutaan warga Yahudi dan etnis lain, oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua.

Tanggal 27 Januari dipilih dari tanggal pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz di Polandia oleh Uni Soviet pada 1945.

Tanggal itu ditetapkan Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai salah satu hari internasional, melalui resolusi Majelis Umum PBB Nomor 60/7 pada 1 November 2005, pada peringatan 60 tahun pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz.

PBB merasa perlu mengadopsi peristiwa itu sebagai hari internasional demi mengingatkan agar babak gelap dalam sejarah umat manusia itu tak terulang.

Dunia memang tak akan melupakan penderitaan bangsa Yahudi selama Perang Dunia Kedua itu. Tapi yang sama pentingnya dengan hal tersebut adalah dunia ingin menghindarkan hal semacam itu terulang.

Untuk itu, dunia tak ingin lagi melihat ada rezim atau negara yang menjustifikasi kekerasan atas nama apa pun, untuk menghancurkan kelompok masyarakat yang dianggap musuh mereka.

Pesan itu pula yang disampaikan sejumlah tokoh dunia berkenaan dengan Hari Holocaust, termasuk Paus Fransiskus yang pada 24 Januari, menyampaikan pesan perdamaian dan seruan pengakhiran kekerasan serta perang di dunia, khususnya Ukraina dan Gaza.

"Semoga ingatan dan kutukan atas pemusnahan jutaan warga Yahudi dan kaum beragama lainnya yang terjadi mengerikan pada paruh pertama abad silam itu membantu semua orang tak melupakan bahwa logika kebencian dan kekerasan tak akan pernah bisa dibenarkan karena menyangkal rasa kemanusiaan kita," kata Paus Fransiskus di Vatikan, tiga hari lalu​.

Paus menekankan bahwa dunia tak boleh berhenti mengupayakan pengakhiran perang di Ukraina dan Gaza.

Sayang, ada upaya dari sejumlah pihak yang berusaha memonopoli hari itu untuk kepentingan mereka saja, sehingga hari itu tak bisa berlaku untuk selain mereka.

Mereka menolak asosiasi segala kekerasan yang dilakukan mereka atau bagian dari mereka terhadap kelompok lain, dengan holocaust. Sebaliknya, mereka mengasosiasikan aksi-aksi kekerasan yang menimpa mereka dan bagian dari mereka oleh pihak lain, sebagai holocaust.

Akibatnya, mereka menentang upaya menyamakan apa yang terjadi di Gaza saat ini dengan holocaust, tapi saat bersamaan menyamakan apa yang menimpa mereka, termasuk serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023, sebagai holocaust.


Standard ganda

Mereka bukan orang-orang sembarangan, karena terdiri dari orang-orang seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Biden mengasosiasikan apa yang menimpa Israel pada 7 Oktober 2023 ketika diserang Hamas, sebagai tindakan anti- Yahudi, tak ubahnya dengan semangat yang mendorong Nazi membunuhi Yahudi Eropa pada Perang Dunia Kedua, dan praktik-praktik anti-Yahudi sejak ribuan tahun silam.

"Peristiwa (serangan Hamas 7 Oktober 2023) ini telah membuka kenangan menyakitkan dan bekas luka yang ditinggalkan antisemitisme dan genosida warga Yahudi selama ribuan tahun," kata Biden pada 18 Oktober 2023.

Selain itu, elite internasional itu, khususnya para pemimpin Israel, menjadikan holocaust sebagai senjata untuk menyerang pihak lain dan sebaliknya untuk melindungi laku buruk mereka terhadap yang lain.

Pada 1982, ketika membuat justifikasi perang di Lebanon, PM Israeli saat itu, Menachem Begin, menyamakan pemimpin Palestina Yasser Arafat dengan Adolf Hitler.

Tiga puluh tahun kemudian, pada Oktober 2015, Benjamin Netanyahu yang perdana menteri Israel saat ini, menuding Imam Besar Palestina Amin al-Husseini dirasuki Hitler. Netanyahu pula yang menyebut Hamas sebagai "Nazi baru".

Ironisnya, mereka menolak menyamakan situasi Gaza saat ini di mana puluhan ribu warga sipil tewas yang kebanyakan anak-anak dan wanita, sebagai holocaust dan genosida.

Padahal, menurut organisasi kemanusiaan Save the Children, jumlah anak yang tewas di Gaza jauh lebih banyak ketimbang total konflik di seluruh dunia dalam tiga tahun terakhir.

"Pelaku genosida selalu memandang korbannya orang jahat tapi melihat dirinya sendiri sebagai orang yang benar, persis seperti cara Nazi dalam memandang Yahudi," tulis Raz Segal, profesor holocaust pada Stockton University di Amerika Serikat, dalam laman The Guardian.

Segal mengkritik standar ganda Israel dan elite Barat yang menjadi advokat-advokat mereka, dalam memandang holocaust.

Banyak cendekiawan Barat dan Yahudi yang berpikiran seperti Segal, salah satunya jurnalis terkenal Amerika Serikat, Masha Gessen.

Gessen, yang merupakan seorang Yahudi, menyamakan Jalur Gaza dengan getho Yahudi yang dibangun Nazi Jerman untuk mengisolasi warga Yahudi di wilayah-wilayah Eropa yang diduduki Nazi.


Membuka mata dunia

Dalam esai yang dimuat New Yorker dan membuat marah Israel serta banyak tokoh Yahudi di seluruh dunia, Gessen berpandangan bahwa memperlakukan holocaust sebagai sebuah peristiwa tunggal atau eksklusif, tak hanya salah namun tapi juga membuat umat manusia mustahil bisa menarik pelajaran dari holocaust. Padahal, bagian ini penting dalam mencegah genosida tidak terulang.

Suara-suara kritis yang ingin adil melihat semua masalah seperti disampaikan Gessen dan Segal itu, termasuk upaya melihat secara objektif penderitaan Palestina, dibungkam atau diasingkan oleh Israel dan Barat.

Gessen yang sudah diundang ke Jerman untuk menerima Anugerah Hannah Arendt pun diboikot oleh pemerintah kota Bremen yang menyelenggarakan anugerah itu.

"Banyak rabbi dan intelektual Yahudi yang enggan membicarakan perdamaian karena khawatir dikucilkan dari keluarga, sinagog atau kehilangan dukungan dana dari organisasi-organisasi nirlaba," tulis Elliot Kukla, seorang rabbi atau pendeta Yahudi di Oakland, Amerika Serikat, pada 17 November 2023 dalam Los Angeles Times.

 



Bahkan di Amerika Serikat dan banyak negara Barat, organisasi-organisasi lobi Yahudi yang amat berkuasa itu, aktif memberi predikat anti-Yahudi kepada siapa pun yang kritis terhadap kebijakan pemerintah Israel.

Upaya menyamakan suara kritis terhadap rezim Israel, dengan kebencian terhadap Yahudi inilah yang membuat terma holocaust pun terlihat dimanipulasi untuk tujuan-tujuan koruptif yang tak adil untuk bagian dunia yang lain.

Situasi ini pula yang mendorong kaum intelektual makin kencang bersuara, termasuk 56 pakar holocaust dan genosida yang membuat surat terbuka kepada Israel pada 9 Desember 2023.

"Kami para cendekiawan holocaust, genosida dan kekerasan massa, merasa terdorong untuk mengingatkan adanya bahaya genosida dalam serangan Israel di Gaza," kata ke-56 pakar itu dalam surat terbuka tersebut.

Penilaian mereka diperkuat salah satunya oleh Human Rights Watch yang menyatakan Israel telah menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, yang bukan hanya merupakan kejahatan perang, tetapi juga kejahatan perang seperti dilakukan Nazi.

Suara-suara kritis yang berusaha adil itu memang diasingkan oleh Israel dan Barat, tapi mereka telah membukakan mata dan memberikan pencerahan kepada dunia.

Resonansi pesan mereka pun sampai ke mana-mana, termasuk mungkin Mahkamah Internasional yang beberapa jam lalu mengabulkan tuntutan Afrika Selatan agar Israel menghindarkan genosida di Gaza.

Putusan Mahkamah Internasional itu bukan hanya kemenangan bagi Afrika Selatan, Palestina dan mereka yang mendukung perjuangan Palestina, tapi juga kemenangan untuk mereka yang konsisten mendudukkan persoalan holocaust pada tempatnya yang benar, adil dan berlaku universal.

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
AC Milan Vs Inter: Termasuk Kakak Pilar Timnas Indonesia, 3 Pemain Paling Bersinar di Derby della Madonnina Tadi Malam

AC Milan Vs Inter: Termasuk Kakak Pilar Timnas Indonesia, 3 Pemain Paling Bersinar di Derby della Madonnina Tadi Malam

Termasuk kakak pilar Timnas Indonesia, sejumlah pemain berhasil tampil impresif dalam Derby della Madonnina Liga Italia antara AC Milan vs Inter tadi malam.
Kecelakaan Kapal Basarnas di Malut, Tiga Orang Tewas dan Seorang Wartawan Hilang

Kecelakaan Kapal Basarnas di Malut, Tiga Orang Tewas dan Seorang Wartawan Hilang

Tiga orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan laut yang melibatkan kapal Basarnas jenis Sea Rider di perairan Tidore, Maluku Utara, Senin (3/2) dini hari.
Polemik LPG 3 Kg Langka, MPR Usul Pengecer Didaftarkan Resmi dan Diberi Pelatihan

Polemik LPG 3 Kg Langka, MPR Usul Pengecer Didaftarkan Resmi dan Diberi Pelatihan

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengusulkan agar tata cara penjualan LPG 3 kg dievaluasi dengan memperbaiki data penerima subsidi, menentukan sistem penyaluran
FIFA Beri Tenggat Segini, Jairo Riedewald Batal Bela Timnas Indonesia Lawan Australia usai Berkas Naturalisasi Belum Masuk? 

FIFA Beri Tenggat Segini, Jairo Riedewald Batal Bela Timnas Indonesia Lawan Australia usai Berkas Naturalisasi Belum Masuk? 

Gelandang Royal Antwerp, Jairo Riedewald batal bela Timnas Indonesia lawan Australia usai berkas naturalisasinya belum masuk?
Ramalan Zodiak Hari ini, 3 Februari 2025: Aquarius Makin Kaya, Virgo Hati-hati Mengambil Keputusan

Ramalan Zodiak Hari ini, 3 Februari 2025: Aquarius Makin Kaya, Virgo Hati-hati Mengambil Keputusan

Mari simak ramalan zodiak hari ini, Senin, 3 Februari 2025 untuk Aquarius dan Virgo dalam berbagai aspek, mulai keuangan, karier, asmara, hingga kesehatan.
Bahlil Bantah LPG 3 Kg Langka, hanya Pembelian yang Dibatasi

Bahlil Bantah LPG 3 Kg Langka, hanya Pembelian yang Dibatasi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pembatasan pembelian tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa distribusi LPG 3 kg benar-benar tepat sasaran
Trending
Jay Idzes Akhirnya Terima Kabar Buruk, Juventus Batal Rekrut Kapten Timnas Indonesia Itu dari Venezia karena ...

Jay Idzes Akhirnya Terima Kabar Buruk, Juventus Batal Rekrut Kapten Timnas Indonesia Itu dari Venezia karena ...

Salah satu pemain Timnas Indonesia, Jay Idzes, kabarnya sempat diminati oleh Juventus di bursa transfer musim dingin. Namun sayang, hal itu tidak akan terjadi.
Seolah Tak Percaya, Media Jepang Soroti Rencana Timnas Indonesia yang Ingin Hadapi Belanda di Laga Resmi FIFA

Seolah Tak Percaya, Media Jepang Soroti Rencana Timnas Indonesia yang Ingin Hadapi Belanda di Laga Resmi FIFA

Rencana PSSI yang ingin mengundang Belanda sebagai lawan tandang Timnas Indonesia di ajang resmi FIFA mendapat sorotan berbagai pihak termasuk media Jepang.
Pantas Saja Jay Idzes Disebut sebagai Pemain Asia Terbaik di Serie A, Media Italia: Kapten Timnas Indonesia itu...

Pantas Saja Jay Idzes Disebut sebagai Pemain Asia Terbaik di Serie A, Media Italia: Kapten Timnas Indonesia itu...

Media Italia dibuat heran dengan Jay Idzes yang disebut sebagai pemain Asia terbaik yang bermain di Serie A, katanya kapten Timnas Indonesia itu...
Mendarat di Jakarta, Gerald Vanenburg Lanjut Gabung Timnas Indonesia U-20? Indra Sjafri: Kita Sudah Sepakat ...

Mendarat di Jakarta, Gerald Vanenburg Lanjut Gabung Timnas Indonesia U-20? Indra Sjafri: Kita Sudah Sepakat ...

Indra Sjafri bicara soal Gerald Vanenburg gabung dengan Timnas Indonesia U-20 jelang Piala Asia U-20 2025. Asisten Patrick Kluivert itu sudah tiba di Jakarta.
Reaksi Venna Melinda soal Hubungan Verrell Bramasta dan Fuji, Sebut Kalau Putranya Itu...

Reaksi Venna Melinda soal Hubungan Verrell Bramasta dan Fuji, Sebut Kalau Putranya Itu...

Reaksi Venna Melinda soal hubungan Verrell Bramasta dan Fuji yang ramai dijodohkan netizen, ia menyebut kalau putranya itu...
Sinyal Positif Ni Pemain Kesayangan STY Bakal Dipilih saat Melawan Australia, Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert Akui Suka, Sosok yang Religius

Sinyal Positif Ni Pemain Kesayangan STY Bakal Dipilih saat Melawan Australia, Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert Akui Suka, Sosok yang Religius

Ada salah satu pemain lokal Timnas Indonesia yang kita tahu dia jago saat bermain. Bahkan ia juga masuk pemain 'kesayangan' STY. Disuka juga Patrick Kluivert...
Timnas Indonesia Malah Bisa ke Piala Dunia Setelah Shin Tae-yong Pergi? Ahli Tarot Denny Darko Buka Suara, Menurut Ramalannya...

Timnas Indonesia Malah Bisa ke Piala Dunia Setelah Shin Tae-yong Pergi? Ahli Tarot Denny Darko Buka Suara, Menurut Ramalannya...

Timnas Indonesia disebut bakal lebih mudah ke Piala Dunia 2026 setelah posisi Shin Tae-yong digantikan Patrick Kluivert, benarkah? Kata ramalan Denny Darko...
Selengkapnya
Viral