Menjalani masa kecil di Semarang, ia sering ikut ibunya yang merupakan pekerja sosial untuk mengobati orang-orang yang terkena penyakit koreng.
Dari sana, ia belajar banyak hal tentang kehidupan.
“Pengalaman-pengalaman itu memperlihatkan kepada saya, dari proses hubungan manusia itu uang bukanlah segala-galanya,” kata Puni.
Ia yang merupakan siswa berprestasi semasa sekolah, menceritakan pengalamannya dalam menghadapi kegagalan ketika tidak diterima di fakultas kedokteran.
“Begitu nggak keterima, saya merasa, kamu sudah diberi kebahagiaan oleh Allah (atas prestasi-prestasi sebelumnya, you get everything thats you never expected. Ketika saya mengharapkan hal yang pasti saya dapatkan, dan ternyata tidak diterima. Saya yakin di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Semua pasti sudah sesuai dengan rencana Allah SWT,” ujar Tri Mumpuni.
Tidak menyerah atas kegagalannya kala itu, mengantarkannya hingga ke titik prestasi-prestasinya saat ini. Ia selalu berpegang teguh untuk selalu berprasangka baik kepada Sang Pencipta.
“Kita hanya perlu berprasangka baik kepada Allah SWT. Kalau sesuatu yang kau inginkan sungguh-sungguh ternyata nggak terjadi, it’s never you to begin with, jangan pernah kecewa. Jika itu memang milikmu, maka ia akan datang kepadamu,” sambung Tri.
Load more