Jakarta, tvOnenews.com - Buraq, adalah hewan yang dinaiki oleh Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj.
Isra Miraj sendiri adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Lalu naik ke langit dunia dan Sidratul Muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima perintah shalat lima waktu.
Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang dirangkum tvOnenews.com dari ceramah beliau yang pernah diunggah di akhyar.tv.
Kata Ustaz Adi Hidayat, Buraq itu dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 20 dan hadits Bukhari nomor 3207 serta hadits Muslim nomor 164.
“Perjalanan kilat, dalam bahasa qur’an ada di Al Baqarah ayat 20,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Berikut lafadz dan arti dari surat yang dimaksud oleh Ustaz Adi Hidayat.
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَارَهُمْ ۗ كُلَّمَآ اَضَاۤءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِ ۙ وَاِذَآ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوْا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ࣖ
Artinya: Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu. Apabila gelap menerpa mereka, mereka berdiri (tidak bergerak). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa kilat dalam bahasa Arab disebut barqun.
“Maka jika itu tunggangan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan kilat cepat maka berubah dari barqun jadi buraq,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan buraq yang tercantum dalam hadits Bukhari nomor 3207.
“Nasi SAW menyampaikan, Saya diperlihatkan dan dipersiapkan satu hewan tunggangan yang bukan bigon,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Bigon itu kata Ustaz Adi Hidayat merupakan campuran kuda dengan keledai.
“Bigon, kuda terhebat pada masanya,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Tidak setinggi bigon tidak serendah keledai, disebut Nabi SAW buraq,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Bagaimana tahunya buraq kalau beraktivitas?
“Dalam hadits Muslim 164, ia bergerak secepat pandangannya,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Karena kilatannya akan sampai pada tujuan hanya sebatas penglihatan saja,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa peristiwa Isra Miraj dan termasuk buraq adalah perkara keimanan.
Setiap Muslim harus percaya dan yakin dulu dan jangan pernah meragukannya.
“Jangan bilang pakai masa si, kalau iman jangan pakai kata masa, yakin dulu. Saat di akhirat nanti akan Allah tampakkan,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Selain hadits Bukhari dan Muslim yang dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat, penjelasan Buraq salah satunya ditemukan dalam hadits berikut ini, dilansir dari Qur’an Kementerian Agama (Kemenag), tafsir tahili surat Al Isra ayat 1.
“Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu binatang putih lebih besar dari himar, dan lebih kecil dari bigal. Ia melangkahkan kakinya sejauh pandangan mata. Kemudian saya mengendarainya, lalu ia membawaku sehingga sampai ke Baitul Maqdis. Kemudian saya mengikatnya pada tempat para nabi mengikatkan kendaraannya. Kemudian saya shalat dua rakaat di dalamnya, lalu saya keluar. Kemudian Jibril membawa kepadaku sebuah bejana yang berisi minuman keras (khamar) dan sebuah lagi berisi susu; lalu saya pilih yang berisi susu, lantas Jibril berkata, “Engkau telah memilih fitrah sebagai pilihan yang benar.” (Riwayat Aḥmad dari Anas bin Mālik)
Mengenal Buraq, Hewan yang Dinaiki Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj (ANTARA)
Dalam buku Sirah Nabawiyah, dijelaskan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, Ibnul Qayyim berkata, “Menurut riwayat yang shahih bahwa
Malaikat Jibril minta izin agar dibukakan pintu langit bagi beliau lalu terbukalah pintunya.
Di sana, beliau melihat Nabi Adam, bapak manusia.
Beliau memberi salam kepadanya lalu dia menyambutnya dan membalas salam tersebut serta mengakui kenabian beliau Nabi Muhammad SAW.
Allah juga menampakkan kepada beliau ruh-ruh para syuhada dari sebelah kanannya dan ruh-ruh yang sengsara di sebelah kirinya.
Kemudian beliau dimi’rajkan lagi ke langit kedua. Jibril meminta izin agar dibukakan pintunya untuk beliau Nabi Muhammad SAW.
Di sana beliau melihat Nabi Yahya bin Zakaria dan Isa bin Maryam, lalu menjumpai keduanya dan memberi salam.
Keduanya menjawab salam tersebut dan menyambut serta mengakui kenabian beliau.
Kemudian beliau dimi’rajkan ke langit ketiga.
Di langit ketiga, Nabi Muhammad SAW melihat Nabi Yusuf AS lalu memberi salam kepadanya.
Nabi Yusuf menjawab dan mengakui kenabian beliau.
Kemudian Nabi Muhammad SAW dimi’rajkan ke langit keempat.
Di sana bertemu Nabi Idris.
Kemudian di langit kelima, beliau bertemu dengan Nabi Harun bin Imran.
Lalu Nabi Muhammad SAW dimi’rajkan ke langit keenam.
Di langit keenam, beliau bertemu dengan Nabi Musa bin Imran.
Tatkala beliau berlalu, Nabi Musa AS menangis.
Ketika ditanya kepadanya,
‘Apa yang membuatmu menangis?’
Dia menjawab, ‘Aku menangis karena ada seseorang yang diutus setelahku yang jumlah umatnya yang masuk surga lebih banyak dari umatku.’
Kemudian beliau dimi’rajkan lagi ke langit ke tujuh. Di sana beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Setelah itu naiklah Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, lalu al-Bait al-Ma’mur dinaikkan untuknya.
Kemudian Nabi Muhammad SAW dimi’rajkan lagi menuju Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW mendekat kepadaNya hingga hampir sejarak dua buah busur atau lebih dekat lagi.
Itulah kisah isra miraj yang dilansir tvOnnenews.com dari Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad SAW, Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.
Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan Anda bertanya langsung kepada para alim ulama, pendakwah atau ahli agama Islam.
Wallahu’alam
(put)
Load more