Semakin kuatnya ajaran Islam yang disebarkan oleh Sunan Ampel, hingga mengubah pola sudut pandang pemahaman gaib di masyarakat Hindu Budha saat itu.
Soal makhluk halus atau hantu, kepercayaan orang Hindhu Majapahit yang tetap bertahan dan diyakini masarakat Hindu Bali hingga saat ini mempercayai adanya makhluk-makhluk setengah dewa, yakni seperti yaksha, raksasa, gandarwa, butha, mahakala, hingga sang magawai kedhaton (arwah leluhur yang melindungi bumi dan keraton).
Namun di Jawa khususnya Jawa Timur yang perlahan sangat kuat memahami Islam yang disebarkan oleh Sunan Ampel, semua itu secara perlahan beralih ke berbagai jenis makhluk halus seperti jin makhluk gaib seperti manusia, kuntilanak (arwah wanita yang mati saat melahirkan), pocong arwah pemasangan, tuyul arwah anak kecil yang bisa dijadikan media pesugihan, kalap atau kerasukan makhluk gaib, siluman buaya, arwah penasaran dan hantu penunggu pohon yang semuanya sangat mirip dan menjadi tradisi kepercayaan orang-orang semenanjung Champa di Kamboja dan Vietnam hingga saat ini.
Tak hanya mengubah perspektif dalam keyakinan alam gaib, masuknya pengaruh Champa di Jawa juga perlahan mempengaruhi mitologi orang-orang di Ampel Denta saat itu yang sebagian menikah dan berkeluarga dengan para imigran Muslim Champa saat itu.
Orang Campa percaya terhadap hitungan suara tokek merupakan pesan dari alam gaib. Wanita Champa tabu mengambil padi di lumbung pada siang hari, menyebut harimau dengan sebutan “Yang” atau “Ong” yang bermakna kakek.
Fakta sejarah ini kemudian menunjuk bahwa kepercayaan Champa itulah yang kemudian menjadi arus utama dari sistem kepercayaan penduduk muslim Jawa pasca Majapahit terhadap tahayul.
Pada tahun 1479 Sunan Ampel mendirikan Masjid Agung Demak, dan yang menjadi penerus untuk melanjutkan perjuangan dakwah dia di Kota Demak adalah Raden Zainal Abidin yang dikenal dengan Sunan Demak. yang merupakan putra Sunan Ampel dari istri Dewi Karimah. Sehingga putra Raden Zainal Abidin yang terakhir tercatat menjadi Imam Masjid Agung tersebut yang bernama Raden Zakaria (Pangeran Sotopuro).
Load more