LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Hikayat Sosok Sunan Ampel
Sumber :
  • tim tvone - zainal ashari

Hikayat Sosok Sunan Ampel Bawa Islam dari Champa ke Tanah Jawa, Penyebar Islam Pertama di Jawa

Kawasan Ampel Surabaya diyakini pusat Syiar masuknya agama Islam di nusantara. Peran Ampel dulu disebut dengan Ampel Denta ini tak lepas dari sosok Sunan Ampel

Selasa, 12 Maret 2024 - 10:26 WIB

Surabaya, tvOnenews.com – Kawasan Ampel Surabaya diyakini sebagai pusat Syiar masuknya agama Islam di nusantara. Peran wilayah Ampel yang dulu disebut dengan Ampel Denta ini tak lepas dari sosok Sunan Ampel. 

Dikutip dari buku “Atlas Walisongo Agus Sunyoto 2016”, Sunan Ampel dikenal sebagai salah satu Wali Songo tertua yang dalam syiar Islam di Pulau Jawa. Perjalanan menyebarkan agama Islam dimulai Sunan Ampel dari wilayah yang kini dikenal sebagai Kota Surabaya. 

Dalam catatan Sedjarah Regent Soerabaja, Sunan Ampel bahkan disebut-sebut sebagai bupati pertama Surabaya.

Sunan Ampel lahir 1401 di Champa. Menurut Encyclopedia Van Nederlandesh Indie diketahui bahwa Champa adalah satu kerajaan Pryo Cham kuno yang terletak di Vietnam hingga Laos sekarang. Sunan Ampel adalah putra dari Syekh Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy dengan Dyah Candrawulan. Ibrahim As-Samarqandy merupakan putra Jamaluddin Akbar al-Husaini yang masih memiliki silsilah hingga ke Nabi Muhammad SAW.

Dalam pendapat lain, Sunan Ampel merupakan keponakan Dyah Dwarawati, istri Bhre Kertabhumi raja Majapahit. Dalam catatan Kronik Tiongkok dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Tionghoa di Champa oleh Sam Po Bo.

Baca Juga :

Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Tionghoa di Tuban.

Setiba di Jawa lebih tepatnya di Surabaya utara, Sunan Ampel atau Raden Rahmat tidak hanya membawa ajaran Islam ke tengah masyarakat Majapahit yang sebagian besar memeluk Hindu, Budha dan Kapitayan. Sunan Ampel juga membawa kebudayaan Champa.

Sunan Ampel diketahui berasal dari keluarga terhormat di Kerajaan Champa diantara Kamboja dan Vietnam sekarang. Kedatangannya di Jawa beriringan dengan runtuhnya Champa akibat serangan Kerajaan Koci (Vietnam).

Sebagai pendatang dari Champa, Sunan Ampel tetap mempertahankan anasir Kapitayan di satu pihak, dan melakukan penetrasi sosio kultural religius secara kreatif terhadap masyarakat Hindu Budha Majapahit di sisi lain.

Sunan Ampel memasukkan tradisi keagamaan muslim Champa melalui pendekatan sufisme yang itu membuat ajaran Islam cepat diterima, sekaligus diserap masyarakat Jawa.

Untuk memuluskan sekaligus meluaskan ajaran Islam, Sunan Ampel membentuk keluarga-keluarga muslim dalam suatu jaringan kekerabatan yang menjadi cikal bakal dakwah Islam di berbagai daerah.

Terdapat sejumlah tradisi sosial di Jawa, khususnya Jawa Timur yang dipengaruhi Champa. Sebut saja soal panggilan orang tua perempuan. Orang-orang Champa memiliki kebiasaan memanggil ibu mereka dengan sebutan “mak”.

Panggilan “mak” atau “emak” itu kemudian dipakai masyarakat Surabaya dan sekitarnya, yakni mengganti sebutan “ina”, “ra ina”, atau “ibu” yang sebelumnya dipakai masyarakat Majapahit.

Panggilan “mak” juga berlaku di wilayah Mojokerto-Jombang hingga Kediri-Nganjuk yang kemungkinan disebarkan oleh Raden Abu Hurairah, sepupu Sunan Ampel yang bermukim di Mojoagung (Wirasaba).

Dalam perkembangannya, yakni dibawa oleh Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Raden Patah, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati, panggilan “mak” meluas di sepanjang Pantai Utara Jawa hingga ke daerah Jawa Barat.

Hingga saat ini di daerah Surabaya dan sekitarnya, tempat Sunan Ampel, penduduk memanggil ibunya dengan sebutan “mak”, namun ada pula sebagian meyakini panggilan ini sama dengan orang Tionghoa yang memanggil nenek dari Ibu Mak Cow.

Begitu juga dalam menyebut orang-orang yang dianggap lebih tua. Orang-orang Champa biasa memakai sebutan “kak” atau “kang”, yakni sebagaimana kebiasaan yang dilakukan Sunan Ampel.

Sementara masyarakat Majapahit terbiasa menyebut orang yang lebih tua dengan sebutan “raka”.

Kemudian untuk memanggil orang yang lebih muda, Sunan Ampel terbiasa menyebut “adhy”. Panggilan “adhy” secara perlahan menggeser panggilan “rayi” yang biasa diucapkan masyarakat Majapahit.

“Orang-orang Champa menyebut anak laki-laki kecil dengan sebutan “kachoa” atau “kachong”, sedangkan orang Majapahit menyebut “rare”.

Kebudayaan Champa yang dibawa Sunan Ampel juga merambah ke wilayah kepercayaan terhadap alam gaib atau segala sesuatu yang bersifat tahayul atau mitos.

Semakin kuatnya ajaran Islam yang disebarkan oleh Sunan Ampel, hingga mengubah pola sudut pandang pemahaman gaib di masyarakat Hindu Budha saat itu.

Soal makhluk halus atau hantu, kepercayaan orang Hindhu Majapahit yang tetap bertahan dan diyakini masarakat Hindu Bali hingga saat ini mempercayai adanya makhluk-makhluk setengah dewa, yakni seperti yaksha, raksasa, gandarwa, butha, mahakala, hingga sang magawai kedhaton (arwah leluhur yang melindungi bumi dan keraton).

Namun di Jawa khususnya Jawa Timur yang perlahan sangat kuat memahami Islam yang disebarkan oleh Sunan Ampel, semua itu secara perlahan beralih ke berbagai jenis makhluk halus seperti jin makhluk gaib seperti manusia, kuntilanak (arwah wanita yang mati saat melahirkan), pocong arwah pemasangan, tuyul arwah anak kecil yang bisa dijadikan media pesugihan, kalap atau kerasukan makhluk gaib, siluman buaya, arwah penasaran dan hantu penunggu pohon yang semuanya sangat mirip dan menjadi tradisi kepercayaan orang-orang semenanjung Champa di Kamboja dan Vietnam hingga saat ini.

Tak hanya mengubah perspektif dalam keyakinan alam gaib, masuknya pengaruh Champa di Jawa juga perlahan mempengaruhi mitologi orang-orang di Ampel Denta saat itu yang sebagian menikah dan berkeluarga dengan para imigran Muslim Champa saat itu.

Orang Campa percaya terhadap hitungan suara tokek merupakan pesan dari alam gaib. Wanita Champa tabu mengambil padi di lumbung pada siang hari, menyebut harimau dengan sebutan “Yang” atau “Ong” yang bermakna kakek.

Fakta sejarah ini kemudian menunjuk bahwa kepercayaan Champa itulah yang kemudian menjadi arus utama dari sistem kepercayaan penduduk muslim Jawa pasca Majapahit terhadap tahayul.

Pada tahun 1479 Sunan Ampel mendirikan Masjid Agung Demak, dan yang menjadi penerus untuk melanjutkan perjuangan dakwah dia di Kota Demak adalah Raden Zainal Abidin yang dikenal dengan Sunan Demak. yang merupakan putra Sunan Ampel dari istri Dewi Karimah. Sehingga putra Raden Zainal Abidin yang terakhir tercatat menjadi Imam Masjid Agung tersebut yang bernama Raden Zakaria (Pangeran Sotopuro).

Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 saka atau 1479 masehi di Kota Demak, namun dimakamkan di Surabaya di komplek Masjid Sunan Ampel, Surabaya. (zaz/hen) 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Kapolrestabes Semarang Benarkan Seroang Pelajar SMKN 4 Semarang Tewas Tertembak Senpi Milik Polisi

Kapolrestabes Semarang Benarkan Seroang Pelajar SMKN 4 Semarang Tewas Tertembak Senpi Milik Polisi

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengkonfirmasi adanya seorang pelajar berinsial GR (17) yang tewas akibat tertembak senjata api (senpi) miliki anggota polisi.
Kapolrestabes Semarang Pasang Badan, Bela Anak Buahnya yang Tembak Pelajar SMK hingga Tewas

Kapolrestabes Semarang Pasang Badan, Bela Anak Buahnya yang Tembak Pelajar SMK hingga Tewas

Pelajar SMKN 4 Semarang meninggal dunia setelah alami luka tembak di bagian pinggul pada Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.58 WIB Korban ditembak oknum polisi
Thom Haye Blak-blakan Bilang Gini soal Sikap Suporter Timnas Indonesia saat Memberi Dukungan di Stadion: Sulit untuk Dijelaskan...

Thom Haye Blak-blakan Bilang Gini soal Sikap Suporter Timnas Indonesia saat Memberi Dukungan di Stadion: Sulit untuk Dijelaskan...

Thom Haye blak-blakan dalam sebuah podcast mengenai sikap suporter Timnas Indonesia yang menonton pertandingan langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Siswa di Sekolah Indonesia Makkah Belajar Tari Jawa Timuran agar Tak Lupa Identitas Bangsa

Siswa di Sekolah Indonesia Makkah Belajar Tari Jawa Timuran agar Tak Lupa Identitas Bangsa

Langkah anggun, gerakan gemulai, dan irama musik tradisional menggema di perpustakaan Sekolah Indonesia Makkah (SIM) saat siswa-siswi dengan antusias mengikuti
Polresta Sidoarjo Tangkap Puluhan Tersangka Judol Beromset hampir 700 Juta Rupiah Per Bulan

Polresta Sidoarjo Tangkap Puluhan Tersangka Judol Beromset hampir 700 Juta Rupiah Per Bulan

Polresta Sidoarjo selama periode 29 Oktober 2024 sampai dengan 25 November 2024 berhasil mengungkap 53 kasus judi dengan jumlah tersangka 56 orang.
Buntut Jadi Tersangka Korupsi, KPK Segel Ruang Kerja Gubernur dan Sekda Bengkulu

Buntut Jadi Tersangka Korupsi, KPK Segel Ruang Kerja Gubernur dan Sekda Bengkulu

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyegel ruang kerja Gubernur dan Sekretaris Daerah (Sekda) Bengkulu setelah keduanya ditetapkan sebagai tersangka.
Trending
Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Pemain Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, berbicara kepada media Belanda perihal betapa gilanya dukungan dari masyarakat Indonesia yang menggemari sepak bola.
Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Singkat cerita, kejadian polisi tembak polisi terjadi pada Jumat (22/11/2024) dini hari. AKP Ulil Ryanto tewas usai menerima tembakan dari AKP Dadang Iskandar.
Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Pemain Timnas Indonesia, Mees Hilgers, bisa segera main bersama pemain keturunan Indonesia lainnya, Miliano Jonathans, di FC Twente [adabursa transfer Januari.
Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) jelaskan waktu terbaik untuk shalat hajat, tahajud dan amalan lain di waktu sepertiga malam terakhir.
Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Kiper Liga Yunani ini layak diberi kesempatan oleh Shin Tae-yong untuk mengisi pos penjaga gawang Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang ditinggal Maarten Paes
Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Akun resmi Timnas Indonesia telah merilis 33 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) jelang Piala AFF 2024, yang akan diselenggarakan pada bulan depan.
Jadi Kiper Andalan Timnas Indonesia, Ternyata Maarten Paes Sempat Menyerah Jadi Pemain Sepak Bola Karena Ini

Jadi Kiper Andalan Timnas Indonesia, Ternyata Maarten Paes Sempat Menyerah Jadi Pemain Sepak Bola Karena Ini

Maarten Paes kini menjadi kiper utama di Timnas Indonesia dan menjadi aktor utama dalam perkembangan Skuad Garuda sejak putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. 
Selengkapnya
Viral