“Di sini (Belanda) kita mulai duluan, tanggal 11 sudah mulai puasa, jadi di negeri ini mengikuti tanggal puasa yang di Arab,” ungkap Nabila Putri Hafshari yang akrab dipanggil Bila.
Bila yang merupakan warga Jalan Juanda, Kota Medan juga menceritakan, bahwa menjalankan puasa jauh dari keluarga, bukan pertama kali baginya.
Memang, sebelumnya, ia akui dirinya pernah menjalankan puasa jauh dari keluarga saat kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Namun, kata dia, UGM tak begitu jauh dari kampung halamannya. Tak seperti Belanda, yang begitu jauh dari kampung halaman dan tanpa makanan-makanan khas Indonesia.
Maka, ia katakan, pada Ramadhan kali ini memang berbeda sekali, karena berpuasa di luar negeri.
“Karena di sini muslim minoritas ya, jadi di kampus ya banyak yang makan. Kemarin di kelas, ada reward dikasih jajan dari dosen dan saya nggak bisa makan (sekelas yang muslim cuma 3 orang dari 40 orang),” cerita Bila.
Bahkan yang lebih ironinya dan menjadi tantangan baginya, kata Bila, selama berpuasa di luar negeri, waktu puasanya lebih lama dibandingkan dengan Indonesia.
Load more