"Jadi, kami di sini merasakan, suasana Belanda saat Ramadhan seperti hari biasa dan tidak ada spesial," ungkap Dhian.
Bahkan paling mirisnya, kata dia, keberadaan masjid di tiap-tiap kota itu belum tentu ada.
"Jika pun ada masjid, itu jaraknya jauh dari rumah dan tidak berdekatan antara rumah ke rumah (seperti di Indonesia), yang sejengkal aja selalu ada masjid, sejengkal lagi ada musalah, di sini itu tidak adan," ceritanya.
Ia tambahkan, bila pun ada masjid untuk per kota, itu adanya hanya satu, dan jaraknya pun jauh-jauh dari tempat mereka tinggal.
Nah, faktor masjid jauh dari rumah, kata dia, yang membuat warga negara indonesia muslim di Belanda tak bisa laksanakan sholat tawarih berjamaah saat Ramadhan tiba.
"Jadi, bagi kami muslim di sini (Belanda) yang paling menyedihkan itu tak bisa terawih berjamaah setiap hari saat Ramadhan. Bahkan, buka puasa bersama di masjid itu juga tidak bisa dilaksanakan, seperti di Indonesia," ungkap Dhian.
"Maka yang kami lakukan kalau ingin buka puasa bersama, paling di rumah teman. Dan itu pun kalau ada undangan buka bersama dari teman-teman, barulah kami bisa buka puasa bersama dan laksanakan terawih berjamaah," sambungnya.
Load more