Jakarta, tvOnenews.com - Di dalam Islam, kehidupan rumah tangga seorang istri dan suami memiliki kewajibannya masing-masing. Pekerjaan rumah pun sebenarnya bukan sesuatu yang harus dilakukan istri menurut Buya Yahya.
Seorang istri melakukan pekerjaan rumah tangga, kemudian suaminya mencari nafkah dengan bekerja adalah hal yang lumrah di dunia ini khususnya di Indonesia baik yang beragama Islam atau bukan.
Tidak sedikit pula anggapan bahwa istri sebaiknya berada di ranah domestik agar bisa melayani suami dan mengurus rumah tangga dengan baik.
Namun, apakah dalam Islam semua urusan rumah tangga adalah kewajiban seorang istri dan suami semata-mata bertugas untuk mencari nafkah dan bekerja?
Lantas, benarkah dalam Islam istri tidak harus melakukan pekerjaan rumah tangga?
Dikutip tvOnenews.com dari YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan mengenai kewajiban suami dan istri.
Buya Yahya mengatakan, memang tidak wajib seorang istri mencucikan baju suaminya atau memasak.
Namun, di atas semuanya sebenarnya yang paling penting adalah tidak saling menuntut dan mengerjakan kewajiban masing-masing.
"Anda jangan membeda-bedakan tugas siapa. Kalau ada suami membeda-bedakan tugas, ini sudah suami nggak bener," kata Buya Yahya menjelaskan.
Apabila seorang suami pulang ke rumah dan mendapati istri sedang lelah, maka janganlah ragu untuk membantunya.
"Ya nggak ada masalah sih, kenapa kok nyuci baju gengsi apa? Kalau pun tugas suami ternyata istrinya mengerjakan, ya kerjakan," kata dia menambahkan.
Ketika mendapati istri yang malas-malasan misalnya, perlu dipertanyakan juga bagaimana sang suami memperlakukan dirinya.
Sehingga, dalam sebuah rumah tangga menilai istri dan suami harus dilakukan dengan seimbang, bukan berpihak ke satu sisi saja.
"Apalagi suami nggak pernah kasih nafkah terus istrinya suruh cuci baju. Sudah nggak ngasih nafkah, pengangguran di rumah, main perintah istrinya suruh nanak nasi, nyuci baju. Ketahuilah, itu kalah sama sapi," kata Buya Yahya menegaskan.
Buya Yahya menegasakan, dalam kehidupan khususnya berumah tangga baik istri dan suami baiknya tidak saling perhitungan.
Perlu ditanamkan pemikiran ketika melakukan sesuatu untuk pasangan, maka kita sedang melakukan hal untuk orang yang kita cintai.
Mestinya, baik istri ataupun suami saling berpikir bagaimana memberikan sesuatu yang lebih daripada terus perhitungan.
"Yuk kita saling berpikir, bagaimana kita memberikan sesuatu yang lebih kepada pasangan kita, terserah pasangan kita memberikan lebih kepadaku atau tidak," ujar dia.
Menurut Buya Yahya, rumus sederhana dari kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah, jangan menuntut dan berikan sesuatu yang lebih kepada pasangan.
Jangan sampai muncul pikiran bahwa pasangan adalah budak karena nantinya akan muncul rasa tidak ikhlas.
"Jangan biasa perbudak pasangan, tapi seindah-indahnya adalh kata Sayyidina Ali, jadilah kau wahai istri budak suamimu dan wahai suami jadilah kau budak istrimu. Saling menjadikan budak pasangannya, bukan memperbudak," kata Buya Yahya menegaskan. (iwh)
Load more