Tercatat Melayu di Kota Medan sebanyak 6,5 persen, setelah Jawa menempati posisi teratas 33,03 persen, Batak 20,93 persen, Tionghoa 10,65 persen, Mandailing 9,36 persen dan Minangkabau 8,6 persen.
"Berbeda orang Sunda di Bandung, orang Aceh di Aceh ya kan. Tuan rumah orang Minang di Padang karena banyak jumlahnya, sehingga etnik lain melebur," tutur dia.
Oleh karena Melayu di Kota Medan cuma sedikit, maka etnis lain tidak melebur ke Melayu. Begitu juga dengan Melayu yang tidak melebur ke etnis lain.
"Karakter Medan itu beda dengan kota-kota lain, sehingga tidak ada dominan di Medan. Coba kita lihat bahasa Melayu di Medan, kan tidak muncul. Tapi muncul di daerah dominan orang Melayu, seperti Labuhan dan Terjun," ucap Ichwan.
Wali Kota Medan Bobby Nasution menyebut, Suku Melayu sejak ratusan tahun silam yang mendiami wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara memiliki budaya sangat terbuka dengan dunia luar.
Akibatnya, banyak suku bangsa berdatangan, berbaur dan berintegrasi secara turun temurun serta melahirkan masyarakat yang majemuk di Kota Medan.
Seluruh etnis di Kota Medan bisa tumbuh dan berkembang sehingga menjadi warga asli Kota Medan, karena kebaikan dan kemurahan hati masyarakat Melayu menerima pendatang dengan baik.
Load more