Jakarta, tvOnenews.com - Jamaah Aolia yang bermarkas di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan Salat Idul Fitri 2024 pada Jumat (5/4/2024).
“Ya kelompok ini selalu berbeda dengan nasional bahkan dari seluruh ormas Islam,” ujarnya saat dihubungi oleh tvOnenews.com pada Sabtu (6/4/2024).
Kiai Cholil kemudian menjelaskan bahwa jika mengacu pada ajaran Islam, maka apa yang dilakukan jamaah Aolia tidaklah sesuai syariat.
“Kalau mengacu pada acuan ajaran Islam seperti perintah puasa karena melihat bulan dan lebaran karena melihat bulan maka pasti yang lebaran hari ini (duluan) tidak sesuai syariat Islam,” jelas Kiai Cholil.
Berdasarkan penelusuran tvOnenews.com, jamaah Aolia tercatat lebih dulu melakukan ibadah puasa di bulan ramadhan 1445 H, yakni pada 7 Maret 2024.
"Awal ramadhan yang memang jatuh lebih awal sehingga malam ini (6 Maret 2024) dilaksanakan shalat tarawih dan besok puasa," kata Sesepuh Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh kepada awak media dikutip pada Sabtu (6/4/2024).
Raden Ibnu berujar keputusan awal ramadhan yang ditetapkan pihaknya didasari perjalanan spiritual pimpinan Jamaah Aolia.
Ia meminta agar masyarakat dapat menerima perbedaan yang terjadi dalam penetapan awal ramadhan.
Tak hanya itu, Raden Ibnu juga meminta agar masyarakat dapat menerima dan menghormati perbedaan yang ada.
"Jangan mudah menyalahkan. Saya mengambil magrib ini (Rabu 6 Maret 2024) sudah masuk tanggal 1 (ramadhan). Ini masalah keyakinan, soal pemerintah mau tanggal 12 monggo. Soal Muhammadiyah mau tanggal 11 monggo. Ini urusannya dengan Allah bukan dengan pemerintah," ujarnya.
Sementara, Imam Jamaah Masjid Aolia yakni K.H Ibnu Hajar Soleh Pranolo (Mbah Benu)
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Gunungkidul merespons kabar Jamaah Aolia yang akan melangsungkan Shalat Idul Fitri 2024 pada Jumat (5/4/2024).
Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Sya'ban Nuroni mengungkap fenomena Shalat Idul Fitri 2024 yang dilakukan oleh Jamaah Aolia dinilai tak lazim.
"Kalau ini tidak lazim, kalau satu atau dua hari biasa, kalau ini kan lima hari tidak lazim (perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri)," kata Sya'ban kepada awak media, Jakarta, dikutip Sabtu (6/4/2024).
Di sisi lain, Sya'ban mengaku pihaknya akan menyambangi Jamaah Aolia yang bermarkas di Gunungkidul itu.
Menurutnya pihaknya akan melakukan edukasi kepada Jamaah Aolia yang dinilai tak lazim dalam penetapan Hari Raya Idul Fitri tersebut.
"Ada sesuatu permasalahan, dalam agama Islam tentunya kita melakukan pendekatan kepada tokoh agama, agar pengamalan keyakinan, kemudian agar tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat," ungkapnya.(put)
Load more