LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo alias Mbah Benu, Imam Jemaah Aolia Gunung Kidul yang Gelar Shalat Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024)
Sumber :
  • Tangkapan Layar/YouTube Raden Arya Pradana

Kisah Mbah Benu Sang Imam Jamaah Aolia: Pilih DO dari Kedokteran UGM Lalu Sejak Tahun 1984 Menetap di Gunungkidul

Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo alias Mbah Benu dan Jamaah Aolia Gunungkidul akhir-akhir ini menjadi sorotan, karena lebih dulu menggelar Shalat Idul Fitri.

Senin, 8 April 2024 - 11:29 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo alias Mbah Benu dan Jamaah Aolia Gunungkidul akhir-akhir ini menjadi sorotan, karena lebih dulu menggelar Shalat Idul Fitri.

Hal ini karena Jamaah Aolia Gunungkidul menggelar Shalat Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024).

Shalat Ied ini jauh lebih cepat dari ketentuan Pemerintah yang baru akan menggelar sidang isbat pada Selasa (9/4/2024).

Lalu siapa Mbah Benu dan Jamaah Aolia Gunungkidul?


Menguak Rahasia Mbah Benu dan Jamaah Aolia Gunungkidul yang Dibentuk Sejak Tahun 1984 (ANTARA)

Baca Juga :

Naman Mbah Benu ternyata pernah ditulis secara khusus dalam Tesis berjudul Dekonstruksi Mitos Kanjeng Ratu Kidul dalam Pendidikan Akidah Perspektif KH Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo 1942- Sekarang (2017) yang ditulis oleh Mohamad Ulyan, mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Purwokerto pada 2017, sebagaimana dilansir dari ANTARA.

Dalam tesis tersebut, diketahui bahwa Mbah Benu lahir di Pekalongan pada Sabtu Pon 28 Desember 1942.

Namun Mbah Benu besar di Solotiyang, Maron, Purworejo.

Dalam tesis Mohamad Ulyan itu dikatakan bahwa Mbah Benu pernah kuliah di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Namun ia tidak menyelesaikanya alias drop out (DO) di tengah perjalanan.

Adapun alasan Mbah Benu keluar dari FK UGM dikatakan karena ia tidak mau memakan uang orang yang sakit, orang yang menderita dan orang yang meninggal.

Setelah keputusan itulah, tepatnya mulai 27 Juli 1972, Mbah Benu menetap di daerah Gunungkidul untuk mengikuti calon istrinya yang saat itu bertugas sebagai bidan di Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Mbah Benu diketahui mengaji langsung kepada ayahnya yang bernama Kiai Soleh bin KH. Abdul Ghani bin Kiai Yunus.

Sementara ayah Mbah Benu diketahui merupakan lulusan berbagai pesantren besar di Jawa dan Madura seperti Krapyak, Termas, Lirboyo, Madura.

Bahkan disebutkan bahwa ayah Mbah Benu merupakan salah satu murid Mbah Kholil Bangkalan, Madura.

Cikal Bakal Aolia Gunung Kidul


Menguak Rahasia Mbah Benu dan Jamaah Aolia Gunungkidul yang Dibentuk Sejak Tahun 1984 (ANTARA)

Diketahui, Jamaah Aolia Gunungkidul pertama kali dibentuk pada 12 Agustus 1984 di bawah arahan Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo alias Mbah Benu.

Jamaah Aolia Gunungkidul tersebar namun pusat kegiatan berada di Masjid Aolia Panggang.

Masjid ini didirikan pada 12 Agustus 1984 dan selesai pembangunannya pada 12 Agustus 1986. 

Adapun penamaan Jamaah Aolia tak lain diambil dari nama masjid tersebut. 

Dengan pendekatan sosiologis yang diterapkan oleh Mbah Benu, Jamaah Aolia Gunungkidul berhasil berkembang dengan cepat.

Pada awalnya, Jamaah Aolia Gunungkidul hanya berkumpul untuk melaksanakan shalat lima waktu dan shalat Jumat, dikutip dari laman journal.uinjkt.ac.id. 

Namun, seiring waktu mulai dipertimbangkan untuk menyelenggarakan perayaan hari-hari besar agama Islam serta kegiatan sosial bersama.

Anggota Jamaah Aolia Panggang berasal dari berbagai latar belakang. Sebagian besar berasal dari Panggang sendiri, tetapi ada juga yang berasal dari Jakarta, Purwokerto, Bandung, dan beberapa daerah lainnya. Mereka berasal dari beragam profesi, seperti petani, PNS, buruh, anggota legislatif, dan pengangguran.

Hubungan dalam Jamaah Aolia Panggang terutama terjalin antara imam dan jamaah. Untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan pada KH Ibnu Hajar Soleh Prenolo, jemaah yang tersebar di berbagai daerah memiliki pembagian imam masing-masing untuk daerahnya.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Jauhar Mustofa menjelaskan, Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul pada dasarnya mengikuti amalan atau tata cara beribadah seperti umat Muslim pada umumnya.

Namun dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan 1 Syawal, Jamaah Aolia Gunungkidul memiliki keyakinan atau prinsip tersendiri.

Penentuan itu dilakukan Jamaah Aolia Gunungkidul tanpa mengikuti metode hisab atau rukyat. 

"Mereka punya dalil sendiri yang itu diyakini oleh pemimpinnya, Pak Ibnu dan pengikutnya," kata Jauhar Mustofa, dilansir dari ANTARA.

Ia mengatakan, Kemenag DIY tidak dapat memaksa Jamaah Aolia Gunungkidul untuk mengikuti aturan yang selama ini telah ditentukan pemerintah. 

"Meskipun tahun ini agak mencolok karena bedanya sampai lima hari. Ini sangat-sangat mencolok” ujarnya. 

“Kalau biasanya kan hanya (selisih) satu dua hari, tapi tahun ini memang agak mencolok sehingga memang menjadi perhatian," sambung Jauhar.

Sebagai informasi, pada tahun lalu, Jamaah Aolia Gunungkidul memutuskan Shalat Idul Fitri pada 20 April 2023. Sementara pemerintah menetapkan pada 21-22 April 2023.

Namun meski begitu, Jauhar menegaskan, Kemenag DIY akan terus menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan para pemimpin jemaah tersebut melalui Kantor Urusan Agama (KUA) serta Kemenag di tingkat kabupaten.

Diketahui, jumlah jamaah masjid Aolia Gunungkidul saat ini sekitar 1.500-an yang berasal dari berbagai kalangan. 

Dari 1.500-an jamaah, sebagian besar  berasal dari daerah Panggang itu sendiri.

Namun ada juga yang berasal dari Jakarta, Purwokerto, Bandung, dan beberapa daerah lainnya.

Adapun profesi dari Jamaah Aolia Gunungkidul antara lain petani, PNS, buruh, anggota legislatif, maupun  pengangguran, dengan berbagai latar belakang pendidikan.

Viral Video Pernyataan Mbah Benu


Menguak Rahasia Mbah Benu dan Jamaah Aolia Gunungkidul yang Dibentuk Sejak Tahun 1984 (Sumber: ANTARA)

Beredar video Mbah Benu memberikan penjelasan mengenai cara Jamaah Aolia Gunungkidul dalam menentukan waktu tibanya Idul Fitri.

Dalam video tersebut, Mbah Benu mengatakan Jamaah Aolia tidak melakukan perhitungan, melainkan menelepon Allah SWT untuk mengetahui penentuan harinya.

"Nggak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Taala," kata Mbah Benu dalam video viral itu.

Tak perlu waktu lama, pernyataan Mbah Benu menuai kontroversi dari berbagai pihak.

Hal itupun langsung ditanggapi oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis.

Kiai Cholil mengatakan, penentuan Hari Raya Idul Fitri oleh Mbah Benu itu tidak sesuai ilmu syariat Islam.

"Tak benar menerapkan syariah, serampangan, tanpa ilmu. Masa teleponan dengan Allah untuk menentukan lebaran, itu pasti tak benar. Saya duga dia sedang dialog dengan jin," kata Kiai Cholil.

Menurut Kiai Cholil, Mbah Benu dan para pengikutnya perlu diberi tahu tentang syariat Islam yang benar.

"Ini puasa duluan dan lebaran duluan. Jauh dari tata cara penentuan awal Ramadhan dan lebaran yang diajarkan Nabi SAW. Apalagi main telepon kepada Allah, ini tak bisa diterima agama," tandas Kiai Cholil.

Kiai Cholil kemudian menambahkan, dari aspek ajaran Agama Islam golongan mana pun tata cara yang dilakukan Mbah Benu soal penentuan lebaran itu tidak benar.

"Gimana bisa teleponan sama Allah, masa ada pulsanya, itu sudah enggak benar. Menentukan dengan cara dia tanpa ilmu syariat itu juga tidak benar. Oleh karena itu, dari aspek agama ajaran dari sebelah mana pun dalam Islam Mbah Benu yang di Jogja itu tidak benar," ujar Kiai Cholil.

Usai membuat keributan, Mbah Benu akhirnya memberikan klarifikasi mengenai ucapannya tentang telepon Allah tersebut.

Di dalam video klarifikasi yang disebar akun media sosial X merapi_uncover itu, pemimpin Jamaah Aolia tersebut mengatakan bahwa telepon Allah itu hanyalah istilah.

"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelpon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah," kata Mbah Benu, dikutip Senin (8/4/2024).

Ia pun melanjutkan, bahwa maksud dia yang sebenarnya adalah, dirinya telah melalui perjalanan spiritual dan melakukan kontak batin dengan Sang Pencipta.

"Yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT," kata dia melanjutkan.

Di akhir videonya, ia pun meminta maaf kepada masyarakat yang tersinggung dengan pernyataan dirinya.

"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terimakasih," pungkasnya.(put)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Bawa-bawa Erick Thohir Media Malaysia Soroti Timnas Indonesia yang Tak Turunkan Kekuatan Penuh di Piala AFF 2024

Bawa-bawa Erick Thohir Media Malaysia Soroti Timnas Indonesia yang Tak Turunkan Kekuatan Penuh di Piala AFF 2024

Sejumlah pemain top mulai dari Maarten Paes, Calvin Verdonk hingga Jay Idzes tidak dipanggil pelatih Shin Tae-yong untuk pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia
Jatuh Bangun Arini Subianto Bangun Bisnis, dari Toko Buku, Komisaris Adaro Energy hingga Wanita Terkaya Indonesia Berharta Rp21 Triliun

Jatuh Bangun Arini Subianto Bangun Bisnis, dari Toko Buku, Komisaris Adaro Energy hingga Wanita Terkaya Indonesia Berharta Rp21 Triliun

Kesuksesannya Arini Subianto menjadi bukti bahwa wanita pun bisa sukses berkarier di ranah publik dan tak melulu berkutat dengan urusan domestik. 
Jelang Masa Pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Tudingan Hasto Terhadap Jokowi Dipertanyakan Publik

Jelang Masa Pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Tudingan Hasto Terhadap Jokowi Dipertanyakan Publik

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkap adanya dugaan upaya kriminalisasi terhadap Anies Baswedan yang bersumber dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Budi Gunawan Ultimatum Aparat TNI dan Polri Hingga ASN soal Ancaman Nyata Sanksi Pidana di Pilkada 2024

Budi Gunawan Ultimatum Aparat TNI dan Polri Hingga ASN soal Ancaman Nyata Sanksi Pidana di Pilkada 2024

Menko Polkam Budi Gunawan kembali mengingatkan ada sanksi pidana bagi aparat dari TNI dan Polri, hingga ASN yang tidak netral selama Pilkada 2024. Dia bilang...
Diduga Dana 'Gelap' Pilkada Bengkulu, Isi Amplop Berlogo Rohidin Mersyah Terkuak

Diduga Dana 'Gelap' Pilkada Bengkulu, Isi Amplop Berlogo Rohidin Mersyah Terkuak

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita amplop berlogo pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah-Meriani dalam operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Gubernur Bengkulu petahana.
Jaksa Tuntut 15 Terdakwa Kasus Pungli Rutan KPK 4-6 Tahun Penjara

Jaksa Tuntut 15 Terdakwa Kasus Pungli Rutan KPK 4-6 Tahun Penjara

Sebanyak 15 terdakwa kasus dugaan pungutan liar (pungli) atau pemerasan kepada tahanan Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada rentang waktu 2019-2023 dituntut pidana selama 4 tahun hingga 6 tahun penjara.
Trending
Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Memperkenalkan diri sebagai Football Bohemian, Kim Tae-seok menceritakan atmosfer Stadion Gelora Bung Karno saat Timnas Indonesia menjamu Jepang dan Arab Saudi.
Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

PDIP buka suara berita soal keponakan Megawati Soekarnoputri, yakni Alwin Jabarti Kiemas yang ditetapkan sebagai tersangka kasus judi online. Begini katanya..
Saat Hujan Deras Turun Baca Doa ini agar Selamat di Akhirat, Meski Bacaannya Sederhana Kata Ustaz Adi Hidayat...

Saat Hujan Deras Turun Baca Doa ini agar Selamat di Akhirat, Meski Bacaannya Sederhana Kata Ustaz Adi Hidayat...

Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan ada satu bacaan doa memiliki kalimat sederhana menjadi amalan saat hujan deras turun terus-menerus agar selamat di akhirat.
Ustaz Adi Hidayat Ungkap Kebiasaan Bersalaman Usai Shalat dalam Islam Tidak Wajib tapi Lebih Utamanya Ini

Ustaz Adi Hidayat Ungkap Kebiasaan Bersalaman Usai Shalat dalam Islam Tidak Wajib tapi Lebih Utamanya Ini

Mengutip ceramah Ustaz Adi Hidayat, soal hukum bersalaman atau berjabat tangan ketika selesai shalat berjamaah. Simak penjelasan lengkapnya, lebih utama yaitu..
Tak Tinggal Diam soal Vonis Bebas Ronald Tannur, KY Bakal Segera Usut Pelanggaran Etik Hakim Kasasi

Tak Tinggal Diam soal Vonis Bebas Ronald Tannur, KY Bakal Segera Usut Pelanggaran Etik Hakim Kasasi

Komisi Yudisial (KY) menegaskan bakal tetap mengusut dugaan pelanggaran (KEPPH) majelis hakim kasasi yang menangani perkara Ronald Tannur. Jubir KY sampaikan...
Bawa-bawa Erick Thohir Media Malaysia Soroti Timnas Indonesia yang Tak Turunkan Kekuatan Penuh di Piala AFF 2024

Bawa-bawa Erick Thohir Media Malaysia Soroti Timnas Indonesia yang Tak Turunkan Kekuatan Penuh di Piala AFF 2024

Sejumlah pemain top mulai dari Maarten Paes, Calvin Verdonk hingga Jay Idzes tidak dipanggil pelatih Shin Tae-yong untuk pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia
Biodata Kependudukan Pengganti KTP Elekteronik Warga Binaan Untuk Salurkan Suara dalam Pencoblosan

Biodata Kependudukan Pengganti KTP Elekteronik Warga Binaan Untuk Salurkan Suara dalam Pencoblosan

Dukcapil Sulawesi Selatan serahkan Biodata Kependudukan pengganti KTP elektronik kepada 75 warga binaan di Lapas Makassar untuk memastikan hak pilih mereka.
Selengkapnya
Viral