Ia menambahkan Rakik-Rakik dibuat secara gotong royong oleh pemuda setempat. Pembuatannya dimulai sejak awal Ramadhan, sehingga pada malam takbiran Rakik-Rakik dilepas ke tengah Danau Maninjau.
Wali Nagari atau Kepala Desa Maninjau Harmen Yasin menambahkan Rakik-Rakik adalah sebuah kendaraan apung yang terbuat dari bambu dihias sedemikian rupa seperti bangunan tradisional Minangkabau dan masjid.
Selain itu juga dihiasi dengan lampu LED dan obor di sekelilingnya. Sejumlah pemuda tampak juga memainkan ‘tambua tansa’ untuk lebih memeriahkan kegiatan tradisi tersebut.
Sesekali dentuman suara meriam bambu yang berbahan bakar karbit, terdengar keras dari arah Rakik-Rakik itu.
“Rakik-Rakik yang diiringi oleh musik tambua ini menandakan kekayaan budaya Nagari Maninjau,” katanya.(ant/bwo)
Load more