Jakarta, tvOnenews.com - Puasa Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa.
Namun sebaiknya kapankah puasa syawal dilakukan?
Lalu apakah puasa syawal harus dilakukan berurutan?
Simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat berikut ini.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa puasa syawal dapat dikerjakan mulai hari kedua setelah Idul Fitri sampai akhir bulan syawal.
Sementara mengenai harus berturut-turut atau tidak, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa puasa syawal itu diperbolehkan jika dipisah.
“Enam hari ini bisa dilakukan berturut-turut misal langsung hari ketiga setelah idul fitri,” jelasnya.
“Tapi jika waktu terpisah karena ada kegiatan lain yang tak bisa ditinggalkan, misal halal bihalal, silaturahmi boleh dijeda, bahkan waktunya terbentang hingga akhir syawal,” sambung Ustaz Adi Hidayat.
“Berurutan baik, tidak berurutan juga tidak masalah,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa informasi penting tentang Syawal ini disampaikan oleh salah seorang sahabat bernama Ayub al Ansori.
Informasi tersebut dirangkum oleh Imam Muslim dalam sebuah kitab shahih dengan nomor hadits 1164.
Rasulullah bersabda,
Pertama, Rasulullah SAW memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada umat muslim agar mereka dapat menyempurnakan amalannya dengan berpuasa selama 6 hari di bulan syawal.
Nilai pahala seseorang yang mengerjakan puasa syawal selama 6 hari setara dengan satu tahun dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-An'am Ayat 160:
مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
Artinya: Barangsiapa berbuat kebaikan akan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan akan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan (dizalimi).
Wallahua'lam
(put)
Load more