Allah menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak adalah cobaan.
Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan bencana.
Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan anaknya, berani berbuat yang bukan-bukan dan melanggar ketentuan agama.
Dalam ayat ini, harta didahulukan dari anak karena ujian dan bencana harta itu lebih besar, sebagaimana firman Allah:
كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ ٦ اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰىۗ ٧
Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup. (al-‘Alaq/96: 6-7)
Dijelaskan pula dalam sabda Nabi saw.
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِيْ اَلْمَالُ. (رواه أحمد والترمذي والطبراني والحاكم عن كعب بن عياض)
Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat ada cobaan dan sesungguhnya cobaan umatku (yang berat) ialah harta, (Riwayat Aḥmad, at-Tirmiżī, aṭ-Ṭabrānī, dan al-Ḥākim, dari Ka‘ab bin ‘Iyāḍ)
Load more