Nantinya setelah melewati Rp110 juta maka tetap berhenti meskipun belum lunas. Artinya, meskipun melewati waktunya, tetap berhenti di angka Rp110 juta. Kalau bunga kan enggak, angkanya terus bertambah.
Jadi kalau mengangsur tetap berhenti di angka Rp110 juta sesuai transaksi jual belinya. Dari sisi ekonomi, bank tetap untung karena dari awal sudah menetapkan keuntungan Rp10 juta.
Memang banyak juga yang masih mengkritik sistem ini karena dianggap tetap ada sisa-sisa keharaman. Ya namanya pilihan pasti ada yang mengkritik. Tapi saya pernah konfirmasi, lumayan karena tidak bisa naik lagi.
Selama ini kritiknya non muslim mengatakan, "kalau bunga bank mengambil laba, jual beli juga mengambil laba." Padahal pembedanya sebenarnya ada. Kalau laba berhenti, kalau bunga tidak berhenti. Kalau misalnya seseorang tidak dapat melunasi. Sudah Rp80 juta tapi dia tak bisa lunasi, maka harganya tetap Rp110 juta.
Nanti jual belinya bisa dibatalkan. Kalau ini terjual, uangnya yang Rp80 juta dikembalikan. Makanya beberapa kampus sekarang sudah mulai membuka fakultas ekonomi Islam termasuk jurusan ekonomi Syariah. Tapi selalu ada yang memprovokasi dan membuat narasi "Tidak ada bedanya."
Menurut Gus Baha kalau ingin ekonomi dunia tidak meledak maka harus ikuti syariat Islam yaitu jangan ada riba.
Load more