tvOnenews.com - Setiap orang muslim yang beriman akan memperbanyak amal ibadah agar bisa lebih dekat dengan Allah SWT.
Banyak amalan yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencari perhatian-Nya.
Seperti menunaikan shalat wajib dan shalat sunnah, memperbanyak bersyukur, berdzikir, selalu mengingat kematian, dan memperbanyak membaca Al-Quran.
Ustaz Adi Hidayat ungkap ciri-ciri orang yang dekat dengan Allah SWT. Sumber: YouTube Adi Hidayat Official
Umat Islam tentu menginginkan lebih dekat dengan Allah SWT dengan tujuan agar lebih dicintai dan mendapatkan keberkahan-Nya.
Dalam sebuah ceramah, Ustaz Adi Hidayat membeberkan cara untuk bisa lebih dekat dengan Allah SWT serta ciri-ciri orang yang dekat dengan Allah.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, salah satu cara untuk dekat dan terhubung dengan Allah SWT, serta mendapatkan ketenangan adalah dengan membaca Al-Quran.
"Kalau Antum ingin merasa dekat dengan Allah, ingin terhubung, ingin dekat, ingin dapat ketenangan, maka di antara caranya adalah ambil wudhu, buka mushaf, baca Quran," kata Ustaz Adi Hidayat.
Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa para penghafal Quran itu sedang berdzikir kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, penghafal Quran yang mulia adalah mereka yang semakin dekat dengan Allah yang dibuktikan dengan perilaku yang semakin baik.
Sebaliknya, jika ada penghafal Quran yang perilakunya semakin jauh dari Allah, maka ada yang salah dengan hafalannya.
"Demikian penghafal Quran itu disebut sedang berdzikir. Makanya ciri penghafal Quran yang paling mulia bukan berapa banyak ayat yang dihafalkan, tapi seberapa dekat hubungannya tersambung dengan Allah dari sekian ayat yang dia hafalkan," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Jadi kalau ada orang menghafal Quran semakin jauh dari Allah, ada yang salah dengan hafalannya," lanjutnya.
Ustaz Adi Hidayat menegaskan, seorang penghafal Quran yang mulia cirinya yaitu semakin banyak yang dihafal, maka semakin dekat dengan Allah dan semakin menjauhi maksiat.
"Jadi penghafal Quran itu semakin banyak dihafal, semakin dekat dengan Allah. Semakin dekat dengan Allah, semakin terjaga dari perbuatan maksiat, karena dijaga oleh Allah," ucapnya.
Ustaz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa ada tiga golongan orang hafalan Al-Qurannya tidak benar. Dijelaskan dalam QS. Fathir ayat 32.
"Kata Quran, penghafal Quran terbagi tiga, ada yang dzolim, dia menghafal banyak ayat, tapi ayat itu tidak membimbing pada dirinya untuk berbuat baik. Dia salah menempatkan ayat," kata UAH.
Golongan pertama penghafal Quran yang tidak tepat yaitu tidak sesuai antara ayat yang dibaca dengan perilakunya. Misal, di lisan ia berkata 'celaka bagi para pendusta', namun ia sering berdusta.
"Di lisannya berkata celaka bagi para pendusta, dia hafal ayatnya, tapi berdusta," kata UAH.
"Di lisannya berkata Qul huallahu Ahad hanya Allah yang Esa, tapi lisannya mengatakan semua agama sama, menuju pada Tuhan yang sama, cuman caranya beda-beda," sambungnya.
"Di lisannya berkata Qul ya ayyuhal kaafirun... Tapi lisannya mengatakan prinsip yang berbeda dengan keterangan Al Quran. Berarti ada sesuatu yang tidak tepat dalam pendirian kehidupannya," sambungnya lagi.
Golongan kedua adalah penghafal Quran tapi tidak mau menyalurkan kebaikan untuk orang lain, hanya untuk dirinya sendiri. Misal, sering terlihat hafalan Al-Quran di masjid, tapi ketika diminta menjadi imam tidak mau, ketika diminta mengajar tidak mau.
Golongan ketiga adalah penghafal Quran yang tidak menunjukkan perubahan kebaikan. Misal, seseorang semakin hafal Al-Quran tapi semakin durhaka.
"Tapi yang hebat, penghafal Quran yang Qurannya membimbing dia untuk berbuat baik, semakin dekat dengan Allah, semakin banyak kebaikannya," kata UAH.
Ustaz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa ciri orang yang dekat dengan Allah akan tampak kebaikan pada wajahnya, perilaku, dan sifatnya.
UAH menjelaskan, cara untuk mendekatkan diri dengan Allah adalah dengan berdzikir. Menghafal Quran, shalat, berdoa, kalimat thayyibah, itu juga termasuk bagian dari dzikir kepada Allah SWT.
"Dan itulah fungsi dzikir, karena itu orang yang menghafal Quran itu disebut sedang berdzikir. Tingkat dzikirnya empat kali dibandingkan dengan yang sekedar membaca. Itu di Quran surah 54, ayat 17, ayat 22, ayat 32, ayat 40," kata UAH.
"Doa bagian dari dzikir, shalat bagian dari dzikir, baca Quran bagian dari dzikir, menghafal Quran bagian dari dzikir, kalimat thayyibah 'subhanallah ,alhamdulillah, Allahu akbar, astagfirullah, laa hawla wala quwwata illa billah' bagian dari dzikir," sambungnya.
Dalil berdzikir terdapat dalam QS. An-Nisa' ayat 103, perintah untuk berdzikir setelah menyelesaikan shalat, dan dzikir akan memberikan ketenangan.
"Dalilnya Quran surah ke-4 ayat 103, Anda selepas shalat ucapkan astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, Allahumma antassalaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Quran surah ke 4 ayat 103, maka jika Anda telah tuntas mengerjakan shalat, segera berdzikir kepada Allah, faedah dzikir ini di antara manfaat dzikir itu memberikan ketenangan kepada hati, kepada jiwa," pungkasnya.
(gwn)
Load more