tvOnenews.com - Menarik dibahas apakah diperbolehkan baca Surat Yasin dan tabur bunga ketika mengingat orang meninggal?
Kegiatan tabur bunga dan baca yasin sebagai bentuk agar saat ziarah ke kuburan dijadikan pengingat semuanya akan meninggal dunia.
Di balik itu, ada sejarah tabur bunga dan baca yasin saat di kuburan.
Lantas saja apakah tabur bunga dan baca surat yasin dianjurkan saat berziarah ke kuburan?
Ilustrasi baca Surat Yasin dan tabur bunga di kuburan saat berziarah. (Freepik)
Mengingat masih banyak yang bertanya tentang hal itu pada akhirnya Habib Novel Alaydrus menjelaskan hukum tabur bunga hingga baca yasin.
Saat itu Habib Novel Alaydrus mengisi sebuah kajian yang dimana dalam isi ceramahnya tentang ziarah kubur.
Dilansir dari kanal YouTube Madani Belajar Islam, kata Habib Novel Alaydrus, tabur bunga sudah dilakukan di zaman Rasulullah.
Menaburkan bunga dijadikan sebagai salah satu bentuk doa yang disampaikan untuk orang yang ada di dalam kubur tersebut.
Mulanya ketika itu bukan dalam hal berbentuk tabur bunga, melainkan dalam penggunaannya memakai pelepah kurma.
"Jadi rasul capek berlelah ambilkan dua kelopak kurma, itu di perkebunan ada, tapi harus ngambil, tapi kalau doa lebih praktis," ujar Habib Novel Alaydrus.
"Perbuatan Rasulullah yang tidak seperti biasanya, rasul nanam dahan di makamnya orang, ini tidak biasa dilakukan nabi dan sahabat gak pernah lihat," tambahnya.
Seperti yang diketahui bersama, dari sikap Rasulullah saat menanam pelepah kurma di makam orang ternyata ada tujuannya.
"Orang dijadikan makam sebagai kebun, maka sahabat nanya ya Rasulullah kenapa engkau melakukan hal ini? Maka Rasul menjawab laallahu," kata Habib Novel.
Dari sebuah ucapan "laallahu" yang terlontarkan dari Rasulullah ternyata memiliki makna.
Ternyata pada kalimat itu mengandung kata "semoga" dalam bentuk pengampunan, hal itu yang dilakukan Rasulullah terhadap umatnya.
Namun ucapan tersebut jangan sampai salah ditafsirkan sebagai bentuk pengampunan, melainkan untuk meringankan siksa kubur.
"Terjemahan laalla itu maka dia siksa keduanya akan diringankan oleh Allah Ta'ala selama pelepah kurma belum kering, selama masih basah," paparnya.
Jika dipaparkan lebih detail, pelepah kurma yang ditanam Rasul saat itu dalam keadaan basah. Kondisi tersebut mengandung tasbih.
Selagi pelepah kurma tersebut masih basah dan tidak mengering, artinya siksaan terhadap orang di dalam kubur akan ringan.
"Ditanam sama rasul, apa maksudnya? Rasul mengatakan selama ini masih basah masih hijau, maka dia diringankan siksanya oleh Allah," tuturnya.
Hal itu sudah menjadi ketentuan Allah dalam memberikan rahmat-Nya, sebab Rasulullah sudah pasti menjadi perantara-Nya.
"Dan sudah menjadi sifatnya Allah, kalau Allah membuka rahmatnya tidak akan menutupnya lagi," jelasnya.
"Jadi udah meringankan, Allah tidak akan membebani lagi dengan siksa, artinya berkat apa yang dilakukan rasul ini yang dimakam itu diampuni oleh Allah," sambungnya.
Kegiatan tersebut dikatakan Habib Novel sebagai bentuk pesan atau pengingat kepada umatnya agar menolong orang yang meninggal.
Pada zaman sekarang akhirnya diganti dalam bentuk tabur bunga yang dimana sifatnya masih segar menandakan makhluk ciptaan-Nya masih hidup.
"Rasul mengambil pelepah kurma biar kalian bisa mencontoh, kalau ada saudaramu yang meninggal dunia upayakan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya dari siksa kubur. Di antaranya menanam sesuatu yang segar, makanya ditiru ulama menjadi tabur bunga," ungkapnya.
Kita sudah tahu hal yang biasa dilakukan saat berziarah, selalu menyediakan bunga mawar dan melati untuk menaburkan di atas makam.
Kata Habib Novel jadi salah satu cara agar tetap mengindahkan dan mewangikan makam agar manusia yang hidup terus mendoakannya.
Kemudian, Habib Novel juga mengutip pertanyaan dari seseorang kalau ketika membaca Surat Yasin dan Al-Quran tidak akan diterima.
Pendapat tersebut kata sang pendakwah itu diambil dari apa yang dikatakan oleh Imam Asy-Syafi'i dan dibenarkan olehnya.
Sebab, doa yang hanya sampai berasal dari anak maupun cucunya saja. Jadi untuk orang lain tidak sampai kepada yang sudah tiada.
"Memang Imam Asy-Syafi'i mengatakan membaca Al Quran tidak akan sampai kepada yang meninggal dunia kalau bukan anaknya," katanya.
Oleh sebab itu dalam membaca Surat Yasin dapat dilakukan hanya bagian dari anggota keluarganya dan itu langsung dikabulkan Allah.
Jadi pada kesimpulannya, menabur bunga ketika berziarah dan membaca Surat Yasin diperbolehkan untuk anaknya menurut Imam Asy-Syafi'i.
Tetapi bentuk doa yang disampaikan kata Habib Novel melalui pengucapan sholawat sebagai sarana mendatangkan ampunan dari Allah.
Apabila masih ada yang kurang materinya langsung minta pencerahan kepada para ulama, tokoh Islam hingga pendakwah lain. Semoga bermanfaat.
(hap)
Load more