tvOnenews.com - Shalat tahajud merupakan salah satu shalat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam istilah fiqih, shalat tahajud merupakan shalat sunnah pada malam hari yang dilakukan setelah tidur.
Perintah shalat tahajud juga disebutkan dalam Al-Quran, salah satunya dalam surah Al-Isra' ayat 79.
Ilustrasi shalat tahajud. Sumber: Pexels
QS. Al-Isra' ayat 79
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra' ayat 79)
Banyak keutamaan dari shalat tahajud, salah satunya akan mendapat kedudukan atau derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Shalat tahajud dilakukan pada waktu sepertiga malam, yang juga termasuk waktu paling mustajab untuk berdoa.
Jumlah rakaat shalat tahajud paling sedikit dua rakaat dan banyaknya tidak memiliki batasan.
Biasanya, pelaksanaan sholat sunnah tahajud ditutup dengan shalat witir yang juga termasuk shalat sunnah yang sangat dianjurkan.
Lantas, shalat tahajud yang paling utama berapa rakaat sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW? Simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat berikut ini.
Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah menunaikan shalat tahajud baik yang 2 rakaat, 7 rakaat, 11 rakaat, maupun 13 rakaat.
Ustaz Adi Hidayat menyebut, jumlah rakaat shalat tahajud tersebut memiliki keutamaannya masing-masing dan hal itu tergantung pada kemampuan pengerjaannya.
"Dari sini Anda harus melihat keutamaan yang dimaksudkan dari berbagai banyaknya rakaat ini, tergantung pada keadaan kita atau kemampuan dalam menunaikannya," kata Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari tayangan YouTube Audio Dakwah.
Jadi, jumlah rakaat sholat tahajud yang paling utama menurut Ustadz Adi Hidayat yaitu disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan.
"Kadang-kadang kita mampu sebelas rakaat, bahkan Nabi pernah tiga belas rakaat, dua rakaat, kemudian ditutup dengan witir satu rakaat," ujar Ustadz Adi Hidayat.
"Beliau juga pernah sebelas rakaat ketika di tempat Sayyidah Aisyah. Beliau shalat empat rakaat, empat rakaat dan tiga rakaat," sambungnya.
Semua jumlah rakaat shalat tahajud memiliki keutamaannya sendiri, tergantung pada kemampuan setiap individu, sebagaimana Rasulullah SAW pernah menunaikan berbagai rakaat yang disebutkan tersebut.
Dalam keadaan tertentu, Rasulullah SAW juga pernah mengerjakan shalat malam 7 rakaat. Hal itu karena kesempatan dan kemampuan kondisi fisik pada saat itu memungkinkan hanya tujuh rakaat.
"Kapan rakaat itu ditunaikan? Ternyata tergantung pada kondisi-kondisi kita. Kadang Nabi tunaikan tujuh rakaat ya karena ada kesempatannya dan kondisi fisik beliau memungkinkan hanya tujuh rakaat," kata UAH.
Jadi, jika kondisi fisik saat sangat lelah, Ustadz Adi Hidayat menyarankan lebih baik disesuaikan dengan kemampuan dan kadar kekhusyukannya dan jangan memaksakan.
Jika mampu 7 rakaat, maka lakukan yang 7 rakaat saja dan jangan memaksakan yang 11 rakaat, sebab akan mengurangi kekhusyukannya.
(gwn)
Load more