tvOnenews.com - Bersalam-salaman menjadi sebuah kebiasaan umat muslim ketika bertemu dan akan berpisah.
Termasuk setelah melaksanakan shalat berjamaah, biasanya setiap jamaah akan bersalaman dengan jamaah lain.
Setelah melaksanakan shalat, biasanya akan dilanjutkan dengan dzikir, membaca shalawat, doa dan lain-lain.
Ustaz Adi Hidayat ungkap hukum membalas salaman setelah shalat berjamaah. Sumber: YouTube Adi Hidayat Official
Namun, ada beberapa orang yang terkadang langsung menyodorkan untuk bersalaman dengan orang sebelahnya.
Ketika sedang berdzikir, lalu tiba-tiba diajak salaman, sebaiknya balas salaman atau selesaikan dzikirnya dulu? Simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat berikut ini.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, setelah selesai menunaikan shalat, umat Islam dianjurkan untuk berdzikir.
"Anda selesai menunaikan shalat, assalamualaikum warahmatullah, dalil dan contoh ada. Quran surah ke 4 ayat 103, maka jika Anda tuntas menunaikan shalat, berdzikirlah kepada Allah," ujar Ustaz Adi Hidayat, dikutip dari kanal YouTube Dakwah Hikmah.
"Hadits Muslim nomor hadits 593, astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, setelah itu teruskan... sampai 597, sampai selesai kemudian berdoa," sambungnya.
Lantas, setelah selesai shalat tiba-tiba ada yang menyodorkan, boleh langsung bersalaman atau tidak?
"Boleh atau tidak, lihat pada dalilnya," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Sebelum menjawab pertanyaan, disebutkan bahwa berjabat tangan dengan sesama muslim di antara keutamaannya adalah dapat mengugurkan dosa-dosa, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW, yang artinya:
"Tidaklah dua muslim itu bertemu lantas berjabat tangan melainkan akan diampuni dosa di antara keduanya sebelum berpisah." (HR. Abu Daud no. 5212, Ibnu Majah no. 3703, Tirmidzi no. 2727.
"Hadits riwayat At Tirmidzi menyampaikan dari Nabi SAW tidaklah dua orang muslim bertemu di mana pun, kapan pun, mau di dalam masjid, mau di luar masjid, mau di kantor, mau di rumah, dalam kondisi yang dibenarkan, mau setelah shalat, di luar shalat," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Ketika dua orang muslim bersalaman, maka diampuni dosa-dosa yang pernah melekat kepada keduanya," lanjutnya.
UAH menyebut, seperti dosa-dosa membicarakan keburukan orang lain, berprasangka tidak baik, dan lain-lain.
Namun, ketika bersalaman harus menggunakan tasofah atau kelapangan hati.
"Tapi bersalamannya menggunakan tasofah, kelapangan hatinya, jadi ketika bersalaman itu, ada kelapangan dalam hati," ucapnya.
"Itu begitu belum lepas (tangan bersalaman) digugurkan dosa-dosa yang pernah melekat pada keduanya," lanjutnya.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, menjawab penghormatan (SALAMAorang hukumnya wajib didahulukan. Jadi, sebaiknya membalas salaman orang lain terlebih dahulu dibandingkan meneruskan sunnah berdzikirnya.
Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa menyampaikan salam hukumnya sunnah, sedangkan menjawab salam hukumnya wajib.
"Menyampaikan salam sunnah, menjawab salam wajib hukumnya, An Nisa ayat 86," kata UAH.
"Jika Anda diberikan penghormatan dalam bentuk salam kalimat, atau dalam bentuk ekspresi atau dalam bentuk gestur, maka wajib Anda meresponnya dengan yang lebih dari padanya," sambungnya.
UAH mencontohkan, jika diberi salam pendek, maka jawab dengan salam yang lengkap.
"Misal, diberi salam Assalamualaikum, Anda jawab Waalaikumsalah warahmatullahi wabarakatuh," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Maka jika ada orang menyodorkan tangan dan mengucapkan salam, maka respon tangannya," lanjutnya.
(gwn)
Load more