"Waktu utama jumrah (Aqabah 10 Dzulhijjah) memang waktu dhuha. Nah waktu Dhuha ini dipadati oleh orang-orang yang memiliki kemampuan yang super, secara badan dan tenaga," jelasnya.
"Kondisi (jemaah) Indonesia ini memang tidak cukup mengimbangi dengan yang lain. Karena itu ulama ulama kita memberikan solusi boleh (Jumrah Aqabah) sampai tengah malam," sambungnya.
Karena itu ia memberikan pesan kepada jemaah agar selalu mengikuti instruksi dari Kementerian Agama (Kemenag).
Salah satunya jemaah harus mengikuti instruksi Kemenag RI melalui petugas haji yang bertugas di Arab Saudi, khususnya mobilitas di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina).
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menyatakan petugas haji akan selalu memberikan arahan berdasarkan pertimbangan asas manfaat juga terhindar dari kemadharatan.
"Semua ini dilakukan untuk menghindari kepadatan yang berakibat pada bahaya keselamatan," pungkasnya. (put/hap)
Load more